DOWNLOAD LOGO KABUPATEN TAPANULI UTARA (TAPANULI UTARA REGENCY)

 
DESKRIPSI
Kabupaten Tapanuli Utara adalah sebuah Kabupaten yang masuk ke dalam wilayah Provinsi Sumatra Utara. Secara posisi Kabupaten Tapanuli Utara terletak di titik kordinat 98° 05' 00” - 99° 16' 00” Bujur Timur dan 1° 20’ 00" - 2° 41’ 00" Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Labuhanbatu, lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan, sedangkan disebelah baratnya berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kabupaten Humbang Hasundutan. Secara umum wilayah Kabupaten Tapanuli Utara merupakan kawasan dataran tinggi, dengan ketinggian daratan atara 150 sampai 1.700 meter diatas permukaan laut.

Kabupaten Tapanuli Utara sendiri wilayahnya terdiri dari 15 Kecamatan, 11 Kelurahan dan 241 Desa. Berdasarkan data statistik pada tahun 2021, jumlah penduduk Kabupaten Tapanuli Utara mencapai 320.542 jiwa. Luas wilayah Kabupaten Tapanuli Utara yaitu 3.793,71 km², sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 85 jiwa/km². Sektor pertanian, bagi daerah Kabupaten Tapanuli Utara sampai saat ini masih merupakan tulang punggung perekonomian daerah sebagai penghasil nilai tambah dan devisa maupun sumber penghasilan atau penyedia lapangan pekerjaan sebagian besar penduduk. Mengingat pentingnya sektor pertanian bagi daerah Kabupaten Tapanuli Utara yang mana memberikan fasilitas dan dorongan yang lebih terarah bagi perkembanganpembangunan kerakyatan. Pemerintah daerah Kabupaten Tapanuli Utara mempunyai visi yakni “Mewujudkan Kemakmuran Masyarakat Berbasis Pertanian”.

Destinasi wisata yang ada di Kabupaten Tapanuli Utara ada beragam, diantaranya yaitu wisata Kawah Sipoholon, merupakan pemandian air panas yang terkenal di Tapanuli Utara, berlokasi Situmeang Habinsaran Kecamatan Sipoholon. Kemudian ada juga Pemandian Air Soda Parbubu, karena terdapat gas dari dasar kolam yang akan membentuk banyak buih dan gelembung udara, berlokasi di Parbubu 1 Kecamatan Tarutung. Lalu ada juga wisata Salib Kasih, merupakan monument berbentuk Salib yang berukuran besar, berlokasi di Dolok kecamatan Siatas Barita. Ada juga wisata Situs Hindu Hopong diperkirakan dibangun pada masa pemerintahan Kerajaan Sriwijaya, berlokasi di Hopong Kecamatan Simangumban. Dan ada wisata Muara Nauli, tempat yang ideal untuk menikmati view Danau Toba, berlokasi di Hutana Godang, Kecamatan Muara.

Selain destinasi wisata diatas, kita juga bisa berkunjung ke sejumlah destinasi lainnya seperti wisata Tugu Toga Aritonang, didirikan oleh Marga Aritonang yang merupakan keturunan langsung dari Raja Lontung ke-6, berlokasi di Dolok Martumbur, Kecamatan Muara. Kemudian ada wisata Bukit Doa, ada lokasi yang biasa digunakan untuk gathering maupun outbond, berada di Desa Huta Ginjang Kecamatan Muara. Lalu ada wisata Huta Ginjang, berada di ketinggian 1.550 mdpl menjadikan Huta Ginjang menjadi lokasi olahraga paralayang, berada di Huta Ginjang Kecamatan Muara. Kemudian ada Pulau Sibandang, tempat untuk melihat pemandangan Danau Toba, barada di Sibandang, Kecamatan Muara. Dan ada Pemandian Air Panas Tamaro, memiliki air hangat yang bercampur dengan belerang, berlokasi di Jl. AM. Tambunan, Kutabarat, Simamora, Kecamatan Tarutung.

Website resmi Kabupaten Tapanuli Utara (Tapanuli Utara Regency) :
www.taputkab.go.id

SEJARAH KABUPATEN TAPANULI UTARA

Pada masa Hindia Belanda, Kabupaten Tapanuli Utara termasuk Kabupaten Dairi dan Toba Samosir yang sekarang termasuk dalam keresidenan Tapanuli yang dipimpin seorang Residen bangsa Belanda yang berkedudukan di Sibolga. Keresidenan Tapanuli yang dulu disebut Residentie Tapanuli terdiri dari 4 Afdeling (Kabupaten) yaitu Afdeling Batak Landen, Afdeling Padang Sidempuan, Afdeling Sibolga dan Afdeling Nias. Afdeling Batak Landen dipimpin seorang Asisten Residen yang ibu kotanya Tarutung yang terdiri 5 Onder Afdeling (Wilayah) yaitu Onder Afdeling Silindung, Onder Afdeling Hoovlakte Van Toba, Onder Afdeling Toba, Onder Afdeling Samosir dan Onder Afdeling Dairi Landen.

Tiap-tiap Onder Afdeling mempuyai satu Distrik (Kewedanaan) dipimpin seorang Distrikchoolfd bangsa Indonesia yang disebut Demang dan membawahi beberapa Onder Distrikten (Kecamatan) yang dipimpin oleh seorang Asisten Demang. Menjelang Perang Dunia II, distrik-distrik di seluruh keresidenan Tapanuli dihapuskan dan beberapa Demang yang mengepalai distrik-distrik sebelumnya diperbantukan ke kantor Controleur masing-masing dan disebut namanya Demang Terbeschingking. Dengan penghapusan ini para Asisten Demang yang ada di kantor Demang itu ditetapkan menjadi Asisten Demang di Onder Distrik bersangkutan. Kemudian tiap Onder Distrik membawahi beberapa negeri yang dipimpin oleh seorang kepala Negeri yang disebut Negeri Hoofd.

Pada waktu berikutnya diubah dan dilaksanakan pemilihan, tetapi tetap memperhatikan asal usulnya. Negeri-negeri ini terdiri dari beberapa kampung, yang dipimpin seorang kepala kampung yang disebut Kampung Hoafd dan juga diangkat serupa dengan pengangkatan Negeri Hoofd. Negeri dan Kampung Hoofd statusnya bukan pegawai negeri, tetapi pejabat-pejabat yang berdiri sendiri di negeri atau kampungnya. Mereka tidak menerima gaji dari pemerintah tetapi dari upah pungut pajak dan khusus Negeri Hoofd menerima tiap-tiap tahun upah yang disebut Yoarliykse Begroting. Tugas utama Negeri dan Kampung Hoofd ialah memelihara keamanan dan ketertiban, memungut pajak/blasting/rodi dari penduduk Negeri/Kampung masing-masing. Blasting/rodi ditetapkan tiap-tiap tahun oleh Kontraleur sesudah panen padi.

Pada waktu pendudukan tentara Jepang Tahun 1942-1945 struktur pemerintahan di Tapanuli Utara hampir tidak berubah, hanya namanya yang berubah seperti Asistent Resident diganti dengan nama Gunseibu dan menguasai seluruh tanah batak dan disebut Tanah Batak Sityotyo. Demang-demang Terbeschiking menjadi Guntyome memimpin masing-masing wilayah yang disebut Gunyakusyo. Asisten Demang tetap berada di posnya masing-masing dengan nama Huku Guntyo dan kecamatannya diganti dengan nama Huku Gunyakusyo. Negeri dan Kampung Hoofd tetap memimpin Negeri/Kampungnya masing-masing dengan mengubah namanya menjadi Kepala Negeri dan Kepala kampung.

Sesudah kemerdekaan Republik Indonesia diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945, pemerintah mulailah membentuk struktur pemerintahan baik di pusat dan di daerah. Dengan diangkatnya Dr. Ferdinand Lumbantobing sebagai Residen Tapanuli, disusunlah struktur pemerintahan dalam negeri di Tapanuli khususnya di Tapanuli Utara, yaitu Nama Afdeling Batak Landen diganti menjadi Luhak Tanah batak dan sebagai luhak pertama diangkat Cornelis Sihombing. Kemudian nama Budrafdeling diganti menjadi Urung dipimpin Kepala Urung, Para Demang memimpin Onder Afdeling sebagai Kepala Urung. Dan Onder Distrik diganti menjadi Urung kecil dan dipimpin Kepala Urung Kecil yang dulu disebut Asisten Demang.

Selanjutnya dalam waktu tidak begitu lama terjadi perubahan, nama Luhak diganti menjadi kabupaten yang dipimpin Bupati, Urung menjadi Wilayah yang dipimpin Demang, serta Urung Kecil menjadi Kecamatan yang dipimpin oleh Asisten Demang. Pada tahun 1946 Kabupaten Tanah Batak terdiri dari 5 (lima) wilayah yaitu Wilayah Silindung, Wilayah Humbang, Wilayah Toba, Wilayah Samosir dan Wilayah Dairi yang masing-masing dipimpin oleh seorang Demang. Kecamatan-kecamatan tetap seperti yang ditinggalkan Jepang. Pada Tahun 1947 terjadi Agresi I oleh Belanda di mana Belanda mulai menduduki daerah Sumatra Timur maka berdasarkan pertimbangan-pertimbangan strategis dan untuk memperkuat pemerintahan dan pertahanan, Kabupaten Tanah Batak dibagi menjadi 4 (empat) kabupaten.

Wilayah menjadi kabupaten dan memperbanyak kecamatan. Tahun 1948 terjadi Agresi II oleh Belanda, untuk mempermudah hubungan sipil dan Tentara Republik, maka pejabat-pejabat Pemerintahan Sipil dimiliterkan dengan jabatan Bupati Militer, Wedana Militer dan Camat Militer. Untuk mempercepat hubungan dengan rakyat, kewedanaan dihapuskan dan para camat langsung secara administratif ke Bupati. Setelah Belanda meninggalkan Indonesia pada pengesahan kedaulatan, pada permulaan tahun 1950 di Tapanuli dibentuk Kabupaten baru yaitu Kabupaten Tapanuli Utara (dulu Kabupaten Batak), Kabupaten Tapanuli Selatan (dulu Kabupaten Padang Sidempuan), Kabupaten Tapanuli Tengah (dulu Kabupaten Sibolga) dan Kabupaten Nias.

Dengan terbentuknya kabupaten ini, maka kabupaten-kabupaten yang dibentuk pada tahun 1947 dibubarkan. Di samping itu di setiap kabupaten dibentuk badan legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Sementara yang anggotanya dari anggota partai politik setempat. Mengingat luasnya wilayah Kabupaten Tapanuli Utara meliputi Dairi pada waktu itu, maka untuk meningkatkan daya guna pemerintahan, pada tahun 1956 dibentuk Kabupaten Dairi yang terpisah dari Kabupaten Tapanuli Utara. Salah satu upaya untuk mempercepat laju pembangunan ditinjau dari aspek pertumbuhan ekonomi daerah, pemerataan hasil-hasil pembangunan dan stabilitas keamanan adalah dengan jalan pemekaran wilayah. 

Pada tahun 1998 Kabupaten Tapanuli Utara dimekarkan menjadi dua Kabupaten yaitu Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Toba Samosir sesuai dengan Undang-Undang Nomor 12 tahun 1998 tentang Pembentukan Kabupaten Toba Samosir dan Kabupaten Mandailing Natal. Kemudian pada tahun 2003 Kabupaten Tapanuli Utara dimekarkan kembali menjadi dua kabupaten yaitu Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Humbang Hasundutan sesuai dengan Undang-undang No. 9 Tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat, dan Kabupaten Humbang Hasundutan. Setelah Kabupaten Tapanuli Utara berpisah dengan Kabupaten Humbang Hasundutan, jumlah kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara menjadi 15 kecamatan. 

ARTI LOGO KABUPATEN TAPANULI UTARA
Berikut adalah makna/arti dari logo Kabupaten Tapanuli Utara (Tapanuli Utara Regency) :
  1. Perisai berbentuk Segi Lima,melambangkan : falsafah/dasar Negara Pancasila
  2. Bintang bersudut lima, diatas dasar abu-abu melambangkan jiwa masyarakat yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa (Mulajadi Na Bolon).
  3. Pohon Beringin, yang rindang dengan akar tunjang/gantung melambangkan kebesaran jiwa/ rohaniah masyarakat yang berpegang kepada musyawarah untuk mufakat secara luas/umum, berterusterang dan melaksanakan keputusan secara kegotongroyongan yang dinamis.
  4. Segitiga sama kaki menggambarkan makna "Dalihan Na Tolu" yang menggambarkan ciri khas dari tata hidup masyarakat yang dalam hal mengambil tiap keputusan mengenai sesuatu yang menyangkut pihak lain selalu dilandasi oleh hasil mufakat secara kekeluargaan.
  5. Timbangan melukiskan sifat, melambangkan tata hukum masyarakat yang mengabdi kepada norma-norma Hukum dan Keadilan, menjauhkan sifat-sifat "Pajolo Gogo, Papudi Uhum"
  6. Pedang "Gaja Dompak", melambangkan pedang sakti Pahlawan Nasional Raja Sisingamangaraja, demikian juga "Bambu Runcing" melambangkan kebulatan tekad dan semangat perjuangan masyarakat melawan/ menentang kolonialisme, imperialisme, komunisme dalam segala bentuk sekaligus melambangkan sikap tegas menghadapi kawan maupun lawan, dalam membela dan mempertahankan Pancasila.
  7. Rumah Batak, Ulos Batak/Ragi Idup dan Tunggal Panaluan, melambangkan kekayaan, kebudayaan yang tinggi dari masyarakat sejak dahulu kala, baik di bidang kesenian maupun kepercayaan.

DOWNLOAD LOGO KABUPATEN TAPANULI UTARA

Untuk mendownload logo Kabupaten Tapanuli Utara (Tapanuli Utara Regency) dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:
 
download-logo-kabupaten-tapanuli-utara-sumatra-utara-vector-coreldraw-logoawal

LINK DOWNLOAD

>>  LOGO KABUPATEN TAPANULI UTARA  <<
Format JPG   |   Format PNG   |   Format CorelDraw

0 Response to "DOWNLOAD LOGO KABUPATEN TAPANULI UTARA (TAPANULI UTARA REGENCY)"

Posting Komentar