DESKRIPSI
Kota Bandar Lampung adalah sebuah Kota yang masuk ke dalam wilayah Provinsi Lampung. Secara posisi Kota Bandar Lampung terletak di titik kordinat 105° 28' 00” - 105° 37' 00” Bujur Timur dan 5° 20’ 00" - 5° 30’ 00" Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Natar (Kabupaten Lampung Selatan), sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Bintang (Kabupaten Lampung Selatan), lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Padang Cermin (Kabupaten Pesawaran), Kecamatan Ketibung (Kabupaten Lampung Selatan, dan Teluk Lampung, sedangkan disebelah baratnya berbatasan dengan Kecamatan Gedung Tataan dan Kecamatan Padang Cermin (Kabupaten Pesawaran). Secara umum wilayah Kota Bandar Lampung merupakan kawasan dataran rendah dan perbukitan, dengan ketinggian daratan antara 0 hingga 700 meter diatas permukaan laut.
Kota Bandar Lampung adalah sebuah Kota yang masuk ke dalam wilayah Provinsi Lampung. Secara posisi Kota Bandar Lampung terletak di titik kordinat 105° 28' 00” - 105° 37' 00” Bujur Timur dan 5° 20’ 00" - 5° 30’ 00" Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Natar (Kabupaten Lampung Selatan), sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Bintang (Kabupaten Lampung Selatan), lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Padang Cermin (Kabupaten Pesawaran), Kecamatan Ketibung (Kabupaten Lampung Selatan, dan Teluk Lampung, sedangkan disebelah baratnya berbatasan dengan Kecamatan Gedung Tataan dan Kecamatan Padang Cermin (Kabupaten Pesawaran). Secara umum wilayah Kota Bandar Lampung merupakan kawasan dataran rendah dan perbukitan, dengan ketinggian daratan antara 0 hingga 700 meter diatas permukaan laut.
Kota Bandar Lampung sendiri wilayahnya terdiri dari 20 Kecamatan dan 126 Kelurahan. Berdasarkan data statistik pada tahun 2020, jumlah penduduk Kota Bandar Lampungmencapai 2.166.066 jiwa. Luas wilayah Kota Bandar Lampung yaitu 197,22 km², sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 5.332 jiwa/km². Konstribusi terbesar Perekonomian Kota Bandar Lampung datang dari sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 19,12%, disusul kemudaian dari sektor bank/ keuangan sebesar 17,50%, dan dari sektor industri pengolahan sebesar 17,22%. Total nilai ekspor non migas yang dicapai Kota Bandar Lampung hingga tahun 2006 sebesar 4.581.640 ton, dengan konstribusi terbesar datang dari komoditas kopi (140.295 ton), karet (15.005 ton), dan kayu (1524 ton).
Destinasi wisata yang ada di Kota Bandar Lampung ada beragam, diantaranya yaitu wisata Taman Wisata Bumi Kedaton, ersedia beragam fasilitas seperti resort, kebun binatang, hingga waterpark, berlokasi di Jl. W.A Rahman Ni 1,2,3, Batu Putuk, Kecamatan Teluk Betung Utara. Kemudian ada wisata Pantai Duta Wisata, banyak wahana permainan seperti boat dan jetski disini, lokasinya berada di Jl. Laksamana R.E.Martadinata, Kecamatan Teluk Betung Barat. Lalu ada wisata Puncak Mas, terkenal dengan keindahan panorama alam yang disuguhkan serta banyak rumah pohon, berlokasi di Jl. PB. Marga, Sukadana Ham, Kecamatan Tanjung Karang Barat. Dan ada Taman Kupu Gita Persada, disini ada 180 spesies kupu-kupu yang hidup dan tumbuh, berlokasi di Jl. Wan Abdurrahman, Kecamatan Hutan.
Selain destinasi wisata diatas, kita juga bisa berkunjung ke sejumlah destinasi lainnya seperti wisata Taman Wisata Lembah Hijau, banyak permainan berupa water boom, seluncur air dan boom air, Jl. Raden Imba Kusuma Ratu No.21, Sukadana Ham, Kecamatan Tanjung Karang Barat. Kemudian ada wisata D’mermaid Waterpark, ada beragam permainan seperti royal mermaid, big mermaid, little mermaid, green mermaid, ocean mermaid dan sun beach, berada di Campang Raya, Kecamatan Tanjung Karang Timur. Lalu ada wisata Waterpark Citra Kedaton, ada beragam permainan seperti kolam arus, waterboom dan pancuran air, berlokasi di Jl. DR. Setia Budi No.170, Negeri Olok Gading, Kecamatan Teluk Betung Barat.
SEJARAH KOTA BANDAR LAMPUNG
Wilayah Kota Bandar Lampung pada zaman kolonial Hindia Belanda termasuk wilayah Onder Afdeling Telokbetong yang dibentuk berdasarkan Staatsbalat 1912 Nomor : 462 yang terdiri dari Ibukota Telokbetong sendiri dan daerah-daerah disekitarnya. Sebelum tahun 1912, Ibukota Telokbetong ini meliputi juga Tanjungkarang yang terletak sekitar 5 km di sebelah utara Kota Telokbetong. Ibukota Onder Afdeling Telokbetong adalah Tanjungkarang, sementara Kota Telokbetong sendiri berkedudukan sebagai Ibukota Keresidenan Lampung. Kedua kota tersebut tidak termasuk ke dalam Marga Verband, melainkan berdiri sendiri dan dikepalai oleh seorang Asisten Demang yang tunduk kepada Hoof Van Plaatsleyk Bestuur selaku Kepala Onder Afdeling Telokbetong.
Pada zaman pendudukan Jepang, kota Tanjungkarang-Telokbetong dijadikan Si (Kota) dibawah pimpinan seorang Sicho (bangsa Jepang) dan dibantu oleh seorang Fuku Sicho (bangsa Indonesia). Setelah memasuki zaman Kemerdekaan Republik Indonesia, Kota Tanjungkarang dan Kota Telokbetong menjadi bagian dari Kabupaten Lampung Selatan hingga diterbitkannnya Undang-Undang Nomor 22 tahun 1948 yang memisahkan kedua kota tersebut dari Kabupaten Lampung Selatan dan mulai diperkenalkan dengan istilah penyebutan Kota Tanjungkarang-Telukbetung. Pada perkembangannya selanjutnya, status Kota Tanjungkarang dan Kota Telukbetung terus berubah dan mengalami beberapa kali perluasan.
Pada tahun 1965 setelah Keresidenan Lampung dinaikkan statusnya menjadi Provinsi Lampung (berdasarkan Undang-Undang Nomor : 18 tahun 1965), Kota Tanjungkarang-Telukbetung berubah menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Tanjungkarang-Telukbetung dan sekaligus menjadi ibukota Provinsi Lampung. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1983, Kotamadya Daerah Tingkat II Tanjungkarang-Telukbetung berubah menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Bandar Lampung (Lembaran Negara tahun 1983 Nomor 30, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3254). Kemudian berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 tahun 1998 tentang perubahan tata naskah dinas di lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II se-Indonesia.
Keputusan tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan Keputusan Walikota Bandar Lampung nomor 17 tahun 1999 terjadi perubahan penyebutan nama dari “Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandar Lampung” menjadi “Pemerintah Kota Bandar Lampung” dan tetap dipergunakan hingga saat ini. Hari jadi kota Bandar Lampung ditetapkan berdasarkan sumber sejarah yang berhasil dikumpulkan, "terdapat catatan bahwa berdasarkan laporan dari Residen Banten William Craft kepada Gubernur Jenderal Cornelis yang didasarkan pada keterangan Pangeran Aria Dipati Ningrat (Duta Kesultanan) yang disampaikan kepadanya tanggal 17 Juni 1682 antara lain berisikan: “Lampong Telokbetong di tepi laut adalah tempat kedudukan seorang Dipati Temenggung Nata Negara yang membawahi 3.000 orang” (Deghregistor yang dibuat dan dipelihara oleh pimpinan VOC halaman 777 dst.)".
Kemudian melalui hasil simposium Hari Jadi Kota Tanjungkarang-Telukbetung pada tanggal 18 November 1982 serta Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 1983 tanggal 26 Februari 1983 ditetapkan bahwa hari Jadi Kota Bandar Lampung adalah tanggal 17 Juni 1682.
ARTI LOGO KOTA BANDAR LAMPUNG
Berikut adalah makna/arti dari logo Kota Bandar Lampung (Bandar Lampung City) :
- Pita yang melingkar bergaris tepi hitam dan berwarna kuning emas memiliki makna persatuan, kebesaran dan kejayaan.
- Perisai bersudut lima, dibagian atas berwarna putih, dibagian bawah berwarna biru dan berlandaskan warna hitam, bermakna Kota Bandar Lampung yang meliputi daratan dan lautan tegak berdiri diatas landasan yang teguh dan kokoh dengan masyarakat berwawasan luas dan berpedoman pada senggiri lampung yang telah mengakar yaitu, Piil Senggiri, Sakkai Sambayan, Nengah Nyappur, Nemui Nyimah dan Bejuluk Beadek.
- Payung Raja Tiga Tingkat, secara keseluruhan Payung Raja Tiga Tingkat bermakna Kota Bandar Lampung memegang teguh tiga tatanan sebagai pedoman hidup bermasyarakat yaitu hukum Agama, hukum Negara dan hukum Adat, tempat semua masyarakat Kota Bandar Lampung berlindung, secara detail simbol ini memiliki makna : Payung warna putih sebagai simbol kepemimpinan / kepenyimbangan, kesucian jiwa, ketulusan dan keagungan, ketiganya telah terpateri dalam nilai-nilai keadatan suku Lampung. Payung warna kuning sebagai simbol berjiwa besar, berjiwa sosial berjiwa kemasyarakatan. Dan Payung warna merah sebagai simbol sikap hidup dengan ketegasan berperilaku, berpikir dan bertindak dalam mengawal piil pesenggiri berpegang teguh pada tradisi dan hukum adat sebagai identitas orang Lampung.
- Jumlah ruas payung, warna putih 8 buah, warna kuning 17 buah, warna merah 19 buah dan ruas payung agung seluruhnya 45 buah melambangkan tanggal Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (17-8-1945)
- Satu bulatan pada puncak payung, bermakna satu cita membangun Daerah, Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan Ridho Tuhan Yang Maha Esa.
- Siger berwarna kuning emas, merupakan simbol mahkota yang melambangkan kebesaran, kemewahan, keagungan, berbudi pekerti dan berbudaya meskipun ditengah kota yang beragam etnis suku dan agama. Siger ditandai pada bagian muka dan belakang yang berlekuk beruji 9 buah. Ruji yang paling tengah merupakan paling tinggi, sedangkan yang paling pinggir melengkeng seperti ujung tanduk atau perahu. Lambang Siger ini menjadi simbolisasi sifat feminism, yang bermakna Kota Bandar Lampung menjadi IBU bagi masyarakatnya, yang mengayomi dan memakmurkan dengan kesuburan dan berbagai potensi yang berada dalam kendungannya, serta ramah terhadap setiap tamu serta para pendatang.
- Gung/Talo Balak, merupakan alat musik tradisional masyarakat Lampung berwarna emas melambangkan kebesaran dan kejayaan, bermakna sebagai masyarakat yang komunikatif dan informatif dimana senantiasa mengikuti perkembangan zaman namun tetap terkendali oleh norma norma agama, adat dan budaya bangsa. Gung/Talo Balak terbuat dari logam campuran (kuningan, tembaga dan besi) yang merupakan salah satu bagian dari unti musik kulintang/kelintang.
- Jukung/Jung, merupakan Perahu khas Lampung dengan orang diatasnya dimaksudkan sebagai simbol sarana transportasi untuk melambangkan Kota Bandar Lampung sebagai kota perdagangan dan orang yang melambangkan jasa sehingga secara keseluruhan bermakna Kota Bandar Lampung sebagai sebuah kota yang menyediakan perdagangan dan jasa. Jukung/Jung merupakan alat angkut di perairan (laut dan sungai) untuk mengangkut orang atau barang. Dibuat dari kayu lumas yang disambung dengan papan memakai atap dan bercadik dari bambu, untuk menggerakkannya selain dengan pengayuh juga dengan tiang-tiang layar.
- Tulisan RAGOM GAWI, merupakan motto daerah yang merupakan semboyan kerja yang bermakna bergotong royong, bekerjasama, bersatu padu dalam menggerakkan roda pembangunan dengan hati yang tulus ikhlas dan pantang menyerah dalam bekerja dan pengabdian terhadap masyarakat, bangsa dan Negara. Ragom Gawi merupakan motto daerah sebagai semboyan kerja. Secara linguistik cultural terdiri dari dua suku kata yaitu Ragom yang berarti kompak, bersatu, bersama-sama dan Gawi berarti kerja, melaksanakan tugas pengabdian.
- Setangkai Padi dan Kapas, bermakna sebagai simbol kesejahteraan yang bertujuan mewujudkan masyarakat adil dan makmur material dan spiritual berdasarkan Pancasila yang mengailhami setiap gairah pembangunan. Padi dan Kapas yang masing-masing berjumlah 17 (tujuh belas) dan 6 (enam) butir melambangkan hari dan tanggal kelahiran Kota Bandar Lampung (17-6-1682).
DOWNLOAD LOGO KOTA BANDAR LAMPUNG
Untuk mendownload logo Kota Bandar Lampung (Bandar Lampung City) dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:
LINK DOWNLOAD
0 Response to "DOWNLOAD LOGO KOTA BANDAR LAMPUNG (BANDAR LAMPUNG CITY)"
Posting Komentar