DOWNLOAD LOGO KABUPATEN BULUKUMBA (BULUKUMBA REGENCY)

 
DESKRIPSI
Kabupaten Bulukumba adalah sebuah Kabupaten yang masuk ke dalam wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Secara posisi Kabupaten Bulukumba terletak di titik kordinat 119° 50' 00” - 120° 28' 00” Bujur Timur dan 5° 20’ 00" - 5° 40’ 00" Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Sinjai, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Teluk Bone lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Kepulauan Selayar, sedangkan disebelah baratnya berbatasan dengan Kabupaten Bantaeng. Secara umum wilayah Kabupaten Bulukumba merupakan kawasan dataran rendah, dengan ketinggian daratan antara 0 hingga 500 meter diatas permukaan laut.

Kabupaten Bulukumba sendiri wilayahnya terdiri dari 10 Kecamatan, 27 Kelurahan dan 109 Desa. Berdasarkan data statistik pada tahun 2021, jumlah penduduk Kabupaten Bulukumba mencapai 437.610 jiwa. Luas wilayah Kabupaten Bulukumba yaitu 1.154,58 km², sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 379 jiwa/km². Kabupaten Bulukumba terletak di ujung bagian selatan ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan, terkenal dengan industri perahu pinisi yang banyak memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat dan Pemerintah Daerah. Dari sisi budaya, Bulukumba telah tampil menjadi sebuah "legenda modern" dalam kancah percaturan kebudayaan nasional, melalui industri budaya dalam bentuk perahu, baik itu perahu jenis Pinisi, padewakkang, lambo, pajala, maupun jenis lepa–lepa yang telah berhasil mencuatkan nama Bulukumba di dunia internasional.

Destinasi wisata yang ada di Kabupaten Bulukumba ada beragam, diantaranya yaitu wisata Pantai Ujung Tiro di Jl. Desa Eka Tiro Kecamatan Bonto Bahari, kemudian ada Bakung-Bakung View Sunrise, yang berlokasi di desa Lembanna kecamatan Bonto Bahari, lalu ada wisata Bukit Donggia yang terletak di Desa Kahayya, Kecamatan Kindang, dan ada wisata Pantai Bara di Jl. Desa Bira Kecamatan Bonto Bahari. Selain itu ada juga wisata Pantai Lemo-Lemo yang berada di desa Tanah Lemo kecamatan Bonto Bahari, kemudian ada wisata Perkebunan Karet Lonsum yang berada di desa Tibona kecamatan Bulukumpa, lalu ada Jl. Desa Eka Tiro Kecamatan Bonto Bahari,  lalu ada wisata Kawasan Adat Ammatoa di Tanah Toa, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba.

Selain destinasi wisata diatas, kita juga bisa berkunjung ke sejumlah destinasi lainnya seperti wisata Gua Passohara di desa Ara kecamatan Bonto Bahari, kemudian ada Pantai Samboang di  Jl. Desa Eka Tiro Kecamatan Bonto Bahari, lalu ada wisata Tana Beru di kecamatan Bonto Bahari, dan ada wisata Pulau Kambing yang berada di desa Bira Kecamatan Bonto Bahari. Selain itu ada juga wisata Pantai Mandala Ria yang berada di Jl. Lembanna Kecamatan Bonto Bahari, kemudian ada wisata Puncak Pua Janggo yang berada di desa Bira kecamatan Bonto Bahari, lalu ada wisata Gua Passea di Jl. Lembanna, Kecamatan Bonto Bahari, dan ada wisata Pinisi Park yang terletak di desa Terang-Terang, kecamatan Ujung Bulu, Kabupaten Bulukumba

Website resmi Kabupaten Bulukumba (Bulukumba Regency) :
www.bulukumbakab.go.id

SEJARAH KABUPATEN BULUKUMBA
Mitologi penamaan "Bulukumba", konon bersumber dari dua kata dalam bahasa Bugis yaitu "Bulu’ku" dan "Mupa" yang dalam bahasa Indonesia berarti "masih gunung milik saya atau tetap gunung milik saya". Mitos ini pertama kali muncul pada abad ke–17 Masehi ketika terjadi perang saudara antara dua kerajaan besar di Sulawesi yaitu Kerajaan Gowa dan Kerajaan Bone. Di pesisir pantai yang bernama "Tana Kongkong", di situlah utusan Raja Gowa dan Raja Bone bertemu, mereka berunding secara damai dan menetapkan batas wilayah pengaruh kerajaan masing-masing. Bangkeng Buki' (secara harfiah berarti kaki bukit) yang merupakan barisan lereng bukit dari Gunung Lompobattang diklaim oleh pihak Kerajaan Gowa sebagai batas wilayah kekuasaannya mulai dari Kindang sampai ke wilayah bagian timur. 

Namun pihak Kerajaan Bone berkeras memertahankan Bangkeng Buki' sebagai wilayah kekuasaannya mulai dari barat sampai ke selatan. Berawal dari peristiwa tersebut kemudian tercetuslah kalimat dalam bahasa Bugis "Bulu'kumupa" yang kemudian pada tingkatan dialek tertentu mengalami perubahan proses bunyi menjadi "Bulukumba". Konon sejak itulah nama Bulukumba mulai ada dan hingga saat ini resmi menjadi sebuah kabupaten. Peresmian Bulukumba menjadi sebuah nama kabupaten dimulai dari terbitnya Undang–Undang Nomor 29 Tahun 1959, tentang Pembentukan Daerah–daerah Tingkat II di Sulawesi yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor 5 Tahun 1978, tentang Lambang Daerah. 

Akhirnya setelah dilakukan seminar sehari pada tanggal 28 Maret 1994 dengan narasumber Prof. Dr. H. Ahmad Mattulada (ahli sejarah dan budaya), maka ditetapkanlah hari jadi Kabupaten Bulukumba, yaitu tanggal 4 Februari 1960 melalui Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 1994. Secara yuridis formal Kabupaten Bulukumba resmi menjadi daerah tingkat II setelah ditetapkan Lambang Daerah Kabupaten Bulukumba oleh DPRD Kabupaten Bulukumba pada tanggal 4 Februari 1960 dan selanjutnya dilakukan pelantikan bupati pertama, yaitu Andi Patarai pada tanggal 12 Februari 1960. 

Awal terbentuknya, Kabupaten Bulukumba hanya terdiri atas tujuh kecamatan (Ujungbulu, Gangking, Bulukumpa, Bonto Bahari, Bontotiro, Kajang, Hero Lange-Lange), kemudian beberapa kecamatan dimekarkan menjadi 10 kecamatan. Dari 10 kecamatan tersebut, tujuh di antaranya merupakan daerah pesisir sebagai sentra pengembangan pariwisata dan perikanan yaitu Kecamatan Gantarang, Kecamatan Ujungbulu, Kecamatan Ujung Loe, Kecamatan Bonto Bahari, Kecamatan Bontotiro, Kecamatan Kajang dan Kecamatan Herlang. Tiga kecamatan lainnya tergolong sentra pengembangan pertanian dan perkebunan, yaitu Kecamatan Kindang, Kecamatan Rilau Ale dan Kecamatan Bulukumpa. 

ARTI LOGO KABUPATEN BULUKUMBA
Berikut adalah makna/arti dari logo Kabupaten Bulukumba (Bulukumba Regency) :
  1. Perisai Persegi Lima, melambangkan sikap batin masyarakat Bulukumba yang teguh memertahankan Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia.
  2. Padi dan Jagung, melambangkan mata pencaharian utama dan merupakan makanan pokok masyarakat Bulukumba. Bulir padi sejumlah 17 bulir melambangkan tanggal 17 sebagai tanggal kemerdekaan RI. Daun jagung sejumlah 8 menandakan bulan Agustus sebagai bulan kemerdekaan RI. Kelopak buah jagung berjumlah 4 dan bunga buah jagung berjumlah 5 menandakan tahun 1945 sebagai tahun kemerdekaan RI.
  3. Perahu Pinisi, sebagai salah satu mahakarya ciri khas masyarakat Bulukumba, yang dikenal sebagai "Butta Panrita Lopi" atau daerah bermukimnya orang yang ahli dalam membuat perahu.
  4. Layar perahu Pinisi berjumlah 7 buah, melambangkan jumlah kecamatan yang ada di Kabupaten Bulukumba, tetapi sekarang sudah dimekarkan dari tujuh menjadi 10 kecamatan.
  5. Tulisan aksara lontara di sisi perahu "Mali Siparappe, Tallang Sipahua", mencerminkan perpaduan dari dua dialek Bugis dan Makassar Konjo yang melambangkan persatuan dan kesatuan dua suku besar yang ada di Kabupaten Bulukumba.
  6. Dasar Biru, mencerminkan bahwa Kabupaten Bulukumba merupakan daerah maritim. 

DOWNLOAD LOGO KABUPATEN BULUKUMBA
Untuk mendownload logo Kabupaten Bulukumba (Bulukumba Regency) dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:
 
download-logo-kabupaten-bulukumba-provinsi-sulawesi-selatan-vector-coreldraw-logoawal

LINK DOWNLOAD

>>  LOGO KABUPATEN BULUKUMBA <<
Format JPG   |   Format PNG   |   Format CorelDraw

0 Response to "DOWNLOAD LOGO KABUPATEN BULUKUMBA (BULUKUMBA REGENCY)"

Posting Komentar