DOWNLOAD LOGO KABUPATEN ENREKANG (ENREKANG REGENCY)

 
DESKRIPSI
Kabupaten Enrekang adalah sebuah Kabupaten yang masuk ke dalam wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Secara posisi Kabupaten Enrekang terletak di titik kordinat 119° 40' 53” - 120° 06' 33” Bujur Timur dan 3° 14’ 36" - 3° 50’ 00" Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Tana Toraja, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Kepulauan Luwu, lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Sidenreng Rappang, sedangkan disebelah baratnya berbatasan dengan Kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten Pinrang. Secara umum wilayah Kabupaten Enrekang merupakan kawasan dataran rendah dan pegunungan, dengan ketinggian daratan antara 47 hingga 3.293 meter diatas permukaan laut.

Kabupaten Enrekang sendiri wilayahnya terdiri dari 12 Kecamatan, 17 Kelurahan dan 112 Desa. Berdasarkan data statistik pada tahun 2021, jumlah penduduk Kabupaten Enrekang mencapai 225.172 jiwa. Luas wilayah Kabupaten Enrekang yaitu 1.786,01 km², sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 126 jiwa/km². Berdasarkan potensi sumberdaya alam dan komoditas yang diusahakan, maka Kabupaten Enrekang juga dapat dikategorikan dalam berbagai kawasan pengembangan komoditas. Pada umumnya pengembangan padi sawah dilakukan di wilayah Kecamatan Maiwa, Kecamatan Baraka, Kecamatan Malua dan Kecamatan Curio. Kawasan pengembangan komoditas jagung umumnya terdapat di wilayah Kecamatan Anggeraja, Kecamatan Alla dan Kecamatan Baraka.

Destinasi wisata yang ada di Kabupaten Enrekang ada beragam, diantaranya yaitu wisata Waterbak Matua di Jl. Poros Enrekang-Makale Desa Buntu Sugi Kecamatan Alla, kemudian ada wisata Buttu Macca Enrekang di Desa Bamba Puang Kecamatan Anggeraja, lalu ada wisata Air Terjun Kajejen di Desa Lewaja Kecamatan Enrekang, dan ada wisata Air Terjun Pendokesan di Desa Bone-Bone Kecamatan Baraka. Selain itu ada juga wisata Air Terjun Lagandang yang ada di desa Bamba Puang Kecamatan Anggeraja, kemudian ada wisata Hutan Pinus Baredok di Dusun Pasongken Desa Buntu Mondong Kecamatan Buntu Batu, lalu ada wisata Bukit Miallo di Dusun Panassang Desa Tallu Bamba Kecamatan Enrekang, dana ada Dante Pine Enrekang di Desa Tanete Kecamatan Anggeraja, serta Bukit Cekong di Desa Tanete Kecamatan Anggeraja.

Selain destinasi wisata diatas, kita juga bisa berkunjung ke sejumlah destinasi lainnya seperti wisata Buntu Sumbang di Dusun Lebok Desa Mataran Kecamatan Anggeraja, kemudian ada Kolam Renang Matua di Desa Matua Kecamatan Alla, lalu ada wisata Buttu Gigi Desa Tindallun Kecamatan Anggeraja, dan ada Tebing Mandu Tontonan di Dusun Tontonan Desa Tanete Kecamatan Anggeraja. Selain itu ada juga wisata Alam Lewaja yang berada di Desa Lewaja Kecamatan Enrekang, kemudian ada wisata Bukit Saletta di Dusun Saletta Desa Tindallun Kecamatan Anggeraja, lalu ada wisata Gunung Latimojong di Desa Baraka Kecamatan Enrekang, dan ada wisata Bukit Butu Tande di desa Karueng Kecamatan Enrekang, serta ada Kebun Massenrempulu di kecamatan Maiwa, lalu ada Mata Dewa Enrekang di kecamatan Enrekang.

Website resmi Kabupaten Enrekang (Enrekang Regency) :
www.enrekangkab.go.id

SEJARAH KABUPATEN ENREKANG

Sejak abad XIV, daerah ini disebut Massenrempulu yang artinya meminggir gunung atau menyusur gunung, sedangkan sebutan Enrekang dari Endeg yang artinya Naik Dari atau Panjat dan dari sinilah asal mulanya sebutan Endekan. Masih ada arti versi lain yang dalam pengertian umum sampai saat ini bahkan dalam Adminsitrasi Pemerintahan telah dikenal dengan nama “ENREKANG” versi Bugis sehingga jika dikatakan bahwa Daerah Kabupaten Enrekang adalah daerah pegunungan sudah mendekati kepastian, sebab jelas bahwa Kabupaten Enrekang terdiri dari gunung-gunung dan bukit-bukit sambung-menyambung mengambil ± 85% dari seluruh luas wilayah sekitar 1.786.01 Km². 

Pada mulanya Kabupaten Enrekang merupakan suatu kerajaan besar bernama Malepong Bulan. Kerajaan ini kemudian bersifat Manurung (terdiri dari kerajaan-kerajaan yang lebih kecil) dengan sebuah federasi yang menggabungkan 7 kawasan/kerajaan yang lebih dikenal dengan federasi "Pitue Massenrempulu", yaitu:
 
  • Kerajaan Endekan yang dipimpin oleh Arung/Puang Endekan
  • Kerajaan Kassa yang dipimpin oleh Arung Kassa'
  • Kerajaan Batulappa' yang dipimpin oleh Arung Batulappa'
  • Kerajaan Tallu Batu Papan (Duri) yang merupakan gabungan dari Buntu Batu, Malua, Alla'. Buntu Batu dipimpin oleh Arung/Puang Buntu Batu, Malua oleh Arung/Puang Malua, Alla' oleh Arung Alla'
  • Kerajaan Maiwa yang dipimpin oleh Arung Maiwa
  • Kerajaan Letta' yang dipimpin oleh Arung Letta'
  • Kerajaan Baringin (Baringeng) yang dipimpin oleh Arung Baringin

Pitu (7) Massenrempulu' ini terjadi kira-kira dalam abad ke XIV M. Tetapi sekitar pada abad ke XVII M, Pitu (7) Massenrempulu' berubah nama menjadi Lima Massenrempulu' karena Kerajaan Baringin dan Kerajaan Letta' tidak bergabung lagi ke dalam federasi Massenrempulu'. Akibat dari politik Devide et Impera, Pemerintah Belanda lalu memecah daerah ini dengan adanya Surat Keputusan dari Pemerintah Kerajaan Belanda (Korte Verklaring), dimana Kerajaan Kassa dan kerajaan Batu Lappa' dimasukkan ke Sawitto. Ini terjadi sekitar 1905 sehingga untuk tetap pada keadaan Lima Massenrempulu' tersebut, maka kerajaan-kerajaan yang ada didalamnya yang dipecah. 

Beberapa bentuk pemerintahan di wilayah Massenrempulu' pada masa itu, yakni kerajaan-kerajaan di Massenrempulu' pada Zaman penjajahan Belanda secara administrasi Belanda berubah menjadi Landshcap. Tiap Landschap dipimpin oleh seorang Arung (Zelftbesteur) dan dibantu oleh Sulewatang dan Pabbicara /Arung Lili, tetapi kebijaksanaan tetap ditangan Belanda sebagai Kontroleur. Federasi Lima Massenrempulu' kemudian menjadi: Buntu Batu, Malua, Alla'(Tallu Batu Papan/Duri), Enrekang (Endekan) dan Maiwa. Pada tahun 1912 sampai dengan 1941 berubah lagi menjadi Onder Afdeling Enrekang yang dikepalai oleh seorang Kontroleur (Tuan Petoro). 

Pada zaman pendudukan Jepang (1941–1945), Onder Afdeling Enrekang berubah nama menjadi Kanrikan. Pemerintahan dikepalai oleh seorang Bunkem Kanrikan. 3. Dalam zaman NICA (NIT, 1946–27 Desember 1949), kawasan Massenrempulu' kembali menjadi Onder Afdeling Enrekang. 4. Kemudian sejak tanggal 27 Desember 1949 sampai 1960, Kawasan Massenrempulu' berubah menjadi Kewedanaan Enrekang dengan pucuk pimpinan pemerintahan disebut Kepala Pemerintahan Negeri Enrekang (KPN Enrekang) yang meliputi 5 (lima) SWAPRAJA, yakni Swapraja Enrekang, Swapraja Alla, Swapraja Buntu Batu, Swapraja Malua dan Swapraja Maiwa.

Yang menjadi catatan atau lembaran sejarah yang tak dapat dilupakan bahwa dalam perjuangan atau pembentukan Kewadanaan Enrekang (5 Swapraja) menjadi Daswati II / Daerah Swantara Tingkat II Enrekang atau Kabupaten Massenrempulu'. (Perlu ingat bahwa yang disetujui kelak dengan nama Kabupaten Dati II Enrekang mungkin karena latar belakang historisnya). Adapun pernyataan resolusi tesebut antara lain:
  1. Pernyataan Partai/Ormas Massenrempulu' di Enrekang pada tanggal 27 Agustus 1956.
  2. Resolusi Panitia Penuntut Kabupaten Massenrempulu di Makassar pada tanggal 18 Nopember 1956 yang diketuai oleh almarhum Drs. H.M. RISA
  3. Resolusi HIKMA di Parepare pada tanggal 29 Nopember 1956
  4. Resolusi Raja-raja (ARUM PARPOL/ORMAS MASSENREMPULU') di Kalosi pada tanggal 14 Desember 1956

ARTI LOGO KABUPATEN ENREKANG

Berikut adalah makna/arti dari logo Kabupaten Enrekang (Enrekang Regency) :
  1. Perisai dasar warna ungu melambangkan gelaran Manurung Enrekang ”LAKAMUMMU” yang berarti ungu karena Enrekanglah mendapat kehormatan sebagai Ibu Kota dari lima Kerajaan. Kerajaan kecil federasi tadi ( sekarang ibukota Kabupaten Enrekang) dari ibukota inilah mencerminkan keseluruhan MASSENREMPULU.
  2. Lima Cincin Berantai melambangkan sejarah Pemerintahan MASSENREMPULU Panca Tunggal, dulu lima Swapraja dan lima kecamatan induk. Warna - warna cincin melambangkan sejarah bahasa daerah MASSENREMPULU yaitu tiga kecamatan bahasa Duri, satu bahasa Enrekang dan satu bahasa Maiwa. Bahasa mana karena memang dari satu rumpun, bias dimengerti oleh seluruh rakyat di wilayah ini.
  3. Warna hitam yang terdapat pada lukisan ini melambangkan bahwa warganya adalah sederhana di segala bidang.
  4. Kris dan Klewang melambangkan pusaka nenek moyang yang dianugerahkan Yang Maha Kuasa pada ke lima kerajaan. Kerajaan tadi dan digelar ”MANURUNG”. (tiap-tiap kerajaan tadi mempunyai gelaran tersendiri-sendiri), juga menggambarkan kepahlawanan warganya sejak dulu kala dan menjadi pusaka turun temurun. 
 
DOWNLOAD LOGO KABUPATEN ENREKANG
Untuk mendownload logo Kabupaten Enrekang (Enrekang Regency) dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:
 
download-logo-kabupaten-enrekang-provinsi-sulawesi-selatan-vector-coreldraw-logoawal

LINK DOWNLOAD

>>  LOGO KABUPATEN ENREKANG <<
Format JPG   |   Format PNG   |   Format CorelDraw

0 Response to "DOWNLOAD LOGO KABUPATEN ENREKANG (ENREKANG REGENCY)"

Posting Komentar