DESKRIPSI
Kabupaten Buton adalah sebuah Kabupaten yang masuk ke dalam wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara. Secara posisi Kabupaten Buton terletak di titik kordinat 120° 00' 00” - 123° 34' 00” Bujur Timur dan 4° 96’ 00" - 6° 25’ 00" Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Buton Utara, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Wakatobi, lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Laut Flores dan Kabupaten Buton Selatan, sedangkan disebelah baratnya berbatasan dengan Kota Baubau. Secara umum wilayah Kabupaten Buton merupakan kawasan dataran rendah, dengan ketinggian daratan antara 100 hingga 500 meter diatas permukaan laut.
Kabupaten Buton adalah sebuah Kabupaten yang masuk ke dalam wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara. Secara posisi Kabupaten Buton terletak di titik kordinat 120° 00' 00” - 123° 34' 00” Bujur Timur dan 4° 96’ 00" - 6° 25’ 00" Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Buton Utara, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Wakatobi, lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Laut Flores dan Kabupaten Buton Selatan, sedangkan disebelah baratnya berbatasan dengan Kota Baubau. Secara umum wilayah Kabupaten Buton merupakan kawasan dataran rendah, dengan ketinggian daratan antara 100 hingga 500 meter diatas permukaan laut.
Kabupaten Buton sendiri wilayahnya terdiri dari 7 Kecamatan, 12 Kelurahan dan 83 Desa. Berdasarkan data statistik pada tahun 2017, jumlah penduduk Kabupaten Buton mencapai 114.596 jiwa. Luas wilayah Kabupaten Buton yaitu 1.212,99 km², sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 95 jiwa/km². Dari seluruh lahan yang ada di Kabupaten Buton, 42,08% digunakan untuk usaha pertanian. Paling luas ditanami jagung, yaitu seluas 7.453 ha, kemudian ubi kayu seluas 4.206 ha dan padi ladang seluas 2.732 ha. Sedangkan luas tanaman yang paling kecil adalah tanaman kacang kedelai. Pada tahun 2004 produksi perkebunan rakyat yang terbanyak adalah jambu mete yaitu sebanyak 5.778,01 ton, sedang produksi buah-buahan yang terbanyak dihasilkan oleh mangga, yaitu sebanyak 13.721 kw.
Destinasi wisata yang ada di Kabupaten Buton ada beragam, diantaranya yaitu wisata Pantai Nirwana, menjadi tempat yang ideal untuk menikmati keajaiban laut, terletak di desa Sula, Kecanatan Betoambari Baubau.. Kemudian ada wisata Air Terjun Kandawu Ndawuna, airnya memiliki ketinggian 30 hingga 50 meter dan jatuh melewati tumpukan bebatuan alami yang indah, berlokasi di Desa Wondo, Kecamatan Kapuntori. Lalu ada wisata Kampung Bajo, cukup unik karena rumah yang dimiliki adalah rumah apung dengan suasana nyaman dan sejuk, berlokasi di Desa Holimombo, Kecamatan Wabula. Dan ada wisata Danau Udang Merah, danau ini dihuni oleh uang langka yaitu udang merah, berlokasi di Desa Mopano, Kecamatan Lasalimu Selatan. Serta ada wisata Letter Buton, bisa merasakan makanan khas sembari disuguhkan pemandangan alam yang indah menghadap laut, berlokasi di Kambula Mbulana, Kecamatan Pasarwajo.
Selain destinasi wisata diatas, kita juga bisa berkunjung ke sejumlah destinasi lainnya seperti Benteng Lipuogena Takimpo, benteng ini dibangun dari ukiran batu kapur dan batu karang yang ditumpuk dan dilekatkan dengan putih telur, berlokasi di Desa Takimpo, Kecamatan Pasarwajo. Kemudian ada wisata Bukit Teletubbies, berada di kawasan Taman Nasional opa Watumohai dan sering dijadikan lokasi foto prewedding. Lalu ada wisata Pulau Liwutongkidi, luasnya hanya 1.000 meter persegi dengan pasir putih dan pepohonan, berlokasi di Kecamatan Siompu. Dan ada wisata Pantai Bahari di kecamatanSampolawan, kemudian ada Gua Lakasa yang berada di desa Sulaa kecamatan Betoambari, serta ada wisata Hutan Tambusango yang terletak di Desa Wakangka, Kecamatan Kapontori, Kabupaten Buton.
SEJARAH KABUPATEN BUTON
Nama Buton berasal dari nama sejenis pohon, yaitu pohon butun (Barringtonia asiatica). Pohon butun tumbuh secara bebas di kawasan pelabuhan, pelayaran dan perdagangan yang berada di pesisir selatan Pulau Buton. Pohon butun banyak digunakan oleh masyarakat Buton pada tradisi membuat upacara yang dikenal sebagai kaepeta. Masyarakat setempat menggunakan daun pohon butun sebagai ganti piring untuk makan dalam upacara tersebut. Daun pohon butun digunakan pula sebagai bahan dasar membuat ketupat yang seukuran buah butun oleh masyarakat setempat. Penamaan Buton merupakan penyerapan bahasa Melayu dari kosakata butun. Sumber-sumber historiografi lokal Buton mendukung asal-usul nama Buton dengan menyatakan bahwa Kerajaan Buton didirikan oleh empat orang imigran yang berasal dari kawasan Johor yang merupakan wilayah suku Melayu.
Pada awalnya Kabupaten Buton dengan ibu kota Baubau memiliki wilayah pemerintahan adalah bekas kerajaan Buton atau Kesultanan Buton, yaitu meliputi sebagian wilayah pulau Buton, sebagian wilayah pulau Muna, sedikit bagian pulau Sulawesi serta pulau-pulau yang ada di bagian selatan pulau Buton. Sekarang dengan adanya pemekaran daerah, wilayah itu terbagi menjadi beberapa wilayah kabupaten, yaitu Kabupaten Buton, Kota Baubau, Kabupaten Wakatobi, Kabupaten Bombana, Kabupaten Buton Selatan dan Kabupaten Buton Tengah. Dari keenam kabupaten/kota tersebut, yang berada pada pulau Buton adalah Kabupaten Buton, Kota Baubau, dan sebagian besar wilayah Kabupaten Buton Selatan. Kabupaten Buton Tengah terletak di sebagian besar selatan Pulau Muna dan sebagian kecil Pulau Kabaena.
Untuk Kabupaten Wakatobi adalah merupakan pulau yang berada pada bagian tenggara Pulau Buton, sedangkan kabupaten Bombana terletak di barat daya daratan Sulawesi dan sebagian besar Pulau Kabaena. Secara yuridis dan formal kelembagaan buton berstatus sebagai daerah kabupaten berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II Di Sulawesi Dengan Ibukotanya Bau-Bau. Walaupun pemerintahan swapraja di Indonesia secara resmi berakhir sejak tahun 1959, dengan keluarnya Undang-Undang tersebut di atas, namun Bupati Buton pertama baru dilantik pada tahun 1960, setelah Sultan Falihi Kaimuddin sebagai Sultan Buton terakhir mangkat. Ini menunjukan keistimewaan Kesultanan Buton dibanding kesultanan lainnya dan daerah swapraja lainnya di Indonesia.
Sebelum berstatus sebagai Kabupaten, pemerintahannya berbentuk swapraja, sebagai peralihan dari daerah Kesultanan. Bau-Bau juga pernah menjadi ibukota Kabupaten Sulawesi Tenggara yang bupatinya adalah Drs. H. La Ode Manarfa. Ketika Buton menjadi daerah kesultanan, pernah diperintah oleh 38 orang Sultan yang dimulai ketika Murhum bergelar Sultan Kaimoeddin Khalifatul Khamis naik tahta Tahun 1537. Jabatan Sultan berakhir pada tahun 1960 yang dipegang oleh La Ode Muhammad Falihi atau sultan ke-38. Bahkan Buton juga pernah menjadi daerah kerajaan yang diperintah oleh satu orang ratu yakni sekitar tahun 1358 oleh Ratu Wakaaka dan lima orang raja, sedangkan raja terakhir adalah Murhum sekaligus sebagai Sultan pertama yang mulai memerintah pada tahun 1537.
Sejak tahun 1960 hingga 2018 Kabupaten Buton telah dipimpin oleh 9 orang Bupati masing-masing, La Ode Abd Halim yang memimpin tahun 1960-1964 sebagai Bupati Buton pertama menyusul Drs Muh Kasim sebagai Bupati kedua yang memimpin tahun 1964-1969, Bupati Buton ketiga dijabat oleh Kolonel Infantri Zainal Arifin Sugianto yang memimpin tahun 1969-1981. Bupati Buton keempat dijabat oleh Kolonel Infantri Hamzah tahun 1981-1986. Sementara Kolonel Infantri Abd Hakim Lubis sebagai Bupati Buton kelima menjabat tahun 1986-1991 Selanjutnya Kolonel Czi H Saidoe menjabat sebagai Bupati keenam tahun 1991-2001. dan Ir. H. LM Sjafei Kahar menjabat sebagai Bupati ketujuh dan wakil bupati Kasim, SH (2001-2006). dan periode kedua berpasangan dengan Ali Laopa tahun 2006-2011.
ARTI LOGO KABUPATEN BUTON
Berikut adalah makna/arti dari logo Kabupaten Buton (Buton Regency) :
- Belum Ada Keterangan -
DOWNLOAD LOGO KABUPATEN BUTON
Untuk mendownload logo Kabupaten Buton (Buton Regency) dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:
LINK DOWNLOAD
0 Response to "DOWNLOAD LOGO KABUPATEN BUTON (BUTON REGENCY)"
Posting Komentar