DOWNLOAD LOGO KABUPATEN POSO (POSO REGENCY)

 
DESKRIPSI
Kabupaten Poso adalah sebuah Kabupaten yang masuk ke dalam wilayah Provinsi Sulawesi Tengah. Secara posisi Kabupaten Poso terletak di titik kordinat 120° 05' 00” - 120° 52' 00” Bujur Timur dan 1° 06’ 00" - 2° 12’ 00" Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Kabupatenn Parigi Moutong dan Reluk Tomini, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Toko Una-Una dan Kabupaten Morowali Utara, lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Peovinsi Sulawesi Selatan, sedangkan disebelah baratnya berbatasan dengan Kabupaten Sigi. Secara umum wilayah Kabupaten Poso merupakan kawasan dataran rendah dan pegunungan, dengan ketinggian daratan antara 0 hingga 500 meter diatas permukaan laut.

Kabupaten Poso sendiri wilayahnya terdiri dari 19 Kecamatan, 28 Kelurahan dan 142 Desa. Berdasarkan data statistik pada tahun 2020, jumlah penduduk Kabupaten Poso mencapai 256.393 jiwa. Luas wilayah Kabupaten Poso yaitu 7.112,25 km², sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 36 jiwa/km². Kabupaten Poso mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan antara lain di sektor perkebunan dengan komoditi utama yang dihasilkan berupa kakao, kelapa dalam, kopi arabika, kopi robusta, cengkeh, lada, dan jambu mete. Untuk kegiatan pertanian di daerah ini tanaman pangan masih menjadi andalan yang utama berupa padi, tanaman holtikultura, dan palawija. Untuk sektor pariwisata, Pulau togean yang semakin ramai dikunjungi wisatawan menjadi model utama pengembangan industri pariwisata. 

Destinasi wisata yang ada di Kabupaten Poso ada beragam, diantaranya yaitu wisata Danau Poso, sebuah danau yang juga memiliki pantai karena tepiannya terdiri dari pasir berwarna kuning yang berkilauan dan merupakan danau terbesar ke tiga di Indonesia, berlokasi di desa Sirui, Kecamatan Tantena. Kemudian ada wisata Air Terjun Saluopa, termasuk salah satu objek wisata yang cukup terkenal dengan 12 tingkat guyuran air yang membuatnya terlihat megah, berlokasi di Desa Leboni, Kecamatan Pamona Pusalemba. Lalu ada wisata Lembah Bada, nama lain dari Lembah Bada adalah Lembah Napu dan termasuk dari bagian Taman Nasional Lore Lindu yang memiliki berbagai situs megalitikum yang dilindungi, berlokasi di desa Kolori, Kecamatan Lore Barat. Dan ada Air Terjun Sulewana, airnya cukup deras sehingga digunakan warga untuk pembangkit listrik, berlokasi di Desa Sulewana, Kecamatan Pamona Utara.

Selain destinasi wisata diatas, kita juga bisa berkunjung ke sejumlah destinasi lainnya seperti wisata Goa Tangkaboba, merupakan sebuah goa yang didalamnya terdapat tumpukan peti jenazah pada tepi dinding, berlokasi di Desa Tentena, Kecamatan Pamona Pusalemba. Kemudian ada wisata Taman Nasional Lore Lindu, didirikan pada tahun 1982 dan terdiri dari tiga zona yaitu Suaka Margasatwa Lore Kalamanta, Hutan Wisata Danau Lindu, dan Suaka Margasatwa Sopi Gumbasa, taman nasional ini terletak di Desa Wuasa, Kecamatan Lore Utara. Lalu ada wisata Megalitik Stone, merupakan salah satu bukti peninggalan megalitikum, berada di Desa Kolori, Kecamatan Lore Barat. Dan ada wisata Pantai Madale, memiliki air yang jernih dan terumbu karang yang cantik. Serta ada wisata Pantai Imbo, memiliki pasir putih yang lembut serta air laut yang jernih, berada di Tegal Rejo, Kecamatan Poso Kota Utara.

Website resmi Kabupaten Poso (Poso Regency) :
www.posokab.go.id

SEJARAH KABUPATEN POSO
Pada mulanya penduduk yang mendiami daerah Poso berada di bawah kekuasaan Pemerintah Raja-Raja yang terdiri dari Raja Poso, Raja Napu, Raja Mori, Raja Tojo, Raja Una Una dan Raja Bungku yang satu sama lain tidak ada hubungannya. Keenam wilayah kerajaan tersebut di bawah pengaruh tiga kerajaan, yakni: Wilayah Bagian Selatan tunduk kepada Kerajaan Luwu yang berkedudukan di Palopo, sedangkan Wilayah Bagian Utara tunduk di bawah pengaruh Raja Sigi yang berkedudukan di Sigi (Daerah Kabupaten Donggala) dan khusus wilayah bagian Timur, yakni daerah Bungku termasuk daerah kepulauan tunduk kepada Raja Ternate. 

Sejak tahun 1880 Pemerintah Hindia Belanda di Sulawesi Bagian Utara mulai menguasai Sulawesi Tengah dan secara berangsur-angsur berusaha untuk melepaskan pengaruh Raja Luwu dan Raja Sigi di daerah Poso. Pada 1918, seluruh wilayah Sulawesi Tengah dalam lingkungan Kabupaten Poso yang ketika itu telah dikuasai oleh Hindia Belanda dan mulailah disusun pemerintah sipil. Kemudian oleh Pemerintah Belanda wilayah Poso dalam tahun 1905-1918 terbagi dalam dua kekuasaan pemerintah, sebagian masuk wilayah Keresidenan Manado, yakni Onderafdeeling (kewedanan) Kolonodale dan Bungku. 

Sedangkan kedudukan raja-raja dan wilayah kekuasaanya tetap dipertahankan dengan sebutan Self Bestuure-Gabieden (wilayah kerajaan) berpegang pada peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Belanda yang disebut Self Bestuure atau Peraturan Adat Kerajaan (hukum adat). Pada 1919 seluruh wilayah Poso digabungkan dialihkan dalam wilayah Keresidenan Manado di mana Sulawesi tengah terbagi dalam dua wilayah yang disebut Afdeeling, yaitu: Afdeeling Donggala dengan ibu kotanya Donggala dan Afdeeling Poso dengan ibu kotanya kota Poso yang dipimpin oleh masing-masing Asisten Residen. 

Sejak 2 Desember 1948, Daerah Otonom Sulawesi Tengah terbentuk, meliputi Afdeeling Donggala dan Afdeeling Poso dengan ibu kotanya Poso yang terdiri dari tiga wilayah Onder Afdeeling Chef atau lazimnya disebut pada waktu itu Kontroleur atau Hoofd Van Poltselyk Bestuure (HPB). Ketiga Onder Afdeeling ini meliputi beberapa Landschap dan terbagi dengan beberapa distrik, yakni:

  • Onder Afdeeling Poso, meliputi: Landschap Poso Lage berkedudukan di Poso, Landschap Lore berkedudukan di Wanga, Landschap Tojo berkedudukan di Ampana, Landschap Una-una berkedudukan di Ampana.
  • Onder Afdeeling Bungku dan Mori, meliputi: Landschap Bungku berkedudukan di Bungku, Landschap Mori berkedudukan di Mori.
  • Onder Afdeeling Luwuk, meliputi: Landschap Banggai berkedudukan di Luwuk.
  • Onder Afdeeling Donggala.
  • Onder Afdeeling Palu.
  • Onder Afdeeling Toli Toli.
  • Onder Afdeeling Parigi.

Pada tahun 1949, setelah realisasi pembentukan Daerah Otonom Sulawesi Tengah disusul dengan pembentukan Dewan Perwakilan Rakyat Sulawesi Tengah. Pembentukan Daerah Otonom Sulawesi Tengah merupakan tindak lanjut dari hasil Muktamar Raja-Raja se-Sulawesi Tengah pada tanggal 13-14 Oktober 1948 di Parigi yang mencetuskan suara rakyat se-Sulawesi Tengah agar dalam lingkungan Pemerintah Negara Indonesia Timur (NIT). Sul-Teng dapat berdiri sendiri dan ditetapkan bapak Rajawali Pusadan Ketua Dewan Raja-Raja sebagai Kepala Daerah Otonom Sulawesi Tengah. 

Selanjutnya, dengan melalui beberapa tahapan, Sulawesi Tengah melalui Dewan Perwakilan Rakyat Sulawesi Tengah yang dipimpin oleh A.Y. Binol pada tahun 1952 dikeluarkan PP No. 33 Tahun 1952 tentang pembentukan Daerah Otonom Sulawesi Tengah yang terdiri dari Onder Afdeeling Poso, Luwuk Banggai dan Kolonodale dengan ibu kotanya Poso dan daerah Otonom Donggala meliputi Onder Afdeeling Donggala, Palu, Parigi dan Toli Toli dengan ibu kotanya Palu. Pada tahun 1959 berdasarkan UU No. 29 Tahun 1959 Daerah Otonom Poso dipecah menjadi dua daerah kabupaten, yakni Kabupaten Poso dengan ibu kotanya Poso dan Kabupaten Banggai dengan ibu kotanya Luwuk. 

ARTI LOGO KABUPATEN POSO
Berikut adalah makna/arti dari logo Kabupaten Poso (Poso Regency) :

- Belum Ada Keterangan -

DOWNLOAD LOGO KABUPATEN POSO
Untuk mendownload logo Kabupaten Poso (Poso Regency) dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:
 
download-logo-kabupaten-poso-provinsi-sulawesi-tengah-vector-coreldraw-logoawal

LINK DOWNLOAD

>>  LOGO KABUPATEN POSO  <<
Format JPG   |   Format PNG   |   Format CorelDraw

0 Response to "DOWNLOAD LOGO KABUPATEN POSO (POSO REGENCY)"

Posting Komentar