DESKRIPSI
Kabupaten Buton Selatan adalah sebuah Kabupaten yang masuk ke dalam wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara. Secara posisi Kabupaten Buton Selatan terletak di titik kordinat 122° 16' 00” - 122° 50' 00” Bujur Timur dan 5° 28’ 00" - 6° 42’ 00" Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Kota Baubau dan Kabupaten Buton, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Buton dan Laut Flores, lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Laut Flores, sedangkan disebelah baratnya berbatasan dengan Laut Flores. Secara umum wilayah Kabupaten Buton Selatan merupakan kawasan dataran rendah,dan perbukitan dengan ketinggian daratan antara 0 hingga 800 meter diatas permukaan laut.
Kabupaten Buton Selatan adalah sebuah Kabupaten yang masuk ke dalam wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara. Secara posisi Kabupaten Buton Selatan terletak di titik kordinat 122° 16' 00” - 122° 50' 00” Bujur Timur dan 5° 28’ 00" - 6° 42’ 00" Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Kota Baubau dan Kabupaten Buton, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Buton dan Laut Flores, lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Laut Flores, sedangkan disebelah baratnya berbatasan dengan Laut Flores. Secara umum wilayah Kabupaten Buton Selatan merupakan kawasan dataran rendah,dan perbukitan dengan ketinggian daratan antara 0 hingga 800 meter diatas permukaan laut.
Kabupaten Buton Selatan sendiri wilayahnya terdiri dari 7 Kecamatan, 10 Kelurahan dan 60 Desa. Berdasarkan data statistik pada tahun 2017, jumlah penduduk Kabupaten Buton Selatan mencapai 94.727 jiwa. Luas wilayah Kabupaten Buton Selatan yaitu 509,92 km², sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 186 jiwa/km². Potensi ekonomi di Kabupaten Buton Selatan secara utuh memiliki tujuh potensi tambang yaitu mangan, uranium, nikel, aspal, pasir besi, marmer, dan logam mulia yang sebagian sudah menjadi komoditas ekspor. Potensi ekspor selain tambang yaitu ikan laut yang mencapai ± 41.168,52 ton sehingga Kabupaten Buton Selatan merupakan jalur ikan terbesar di Indonesia. Kemudian produksi hutan Buton Selatan adalah rotan jenis batang yang memiliki luas area 150 Ha dengan total produksi 85.604 dan nilai produksinya mencapai 34.241.200.
Destinasi wisata yang ada di Kabupaten Buton Selatan ada beragam, diantaranya yaitu wisata Pantai Lakadao, tak hanya pantai dengan pasir piutihnya yang indah, pemandangan bawah lautnya juga menakjubkan, berlokasi di Burangasi Rumbia Selatan, Kecamatan Lapandewa. Kemudian ada wisata Air Terjun Kasaka, pemandangannya indah dan ada lahan nkosong yang bisa dipakai untuk berkemah, berlokasi di Lakambau, Kecamatan Batauga. Lalu ada wisata Pulau Liwu Tongkidi, tak hanya keindahan bibir pantainya, namun taman bawah lautnya juga tak kalah indah, berlokasi di Kecamatan Siompu. Dan ada wisata Kali Biru, pengunjung bisa menemukan berbagai peninggalan aneka benda kuno, berlokasi di Jl. Pangeran Limboro, Desa Banabungi, Kecamatan Pasar Wajo.
Selain destinasi wisata diatas, kita juga bisa berkunjung ke sejumlah destinasi lainnya seperti Danau Teilalo, danau ini unik karena bentuknya yang menyerupai telapak kaki serta adanya sumber mata air yang berasa asin, berlokasi di Marawali, Kecamatan Kadatua. Kemudian ada wisata Tugu Buton Selatan, merupakan tugu icon kabupaten Buton Selatan yang cocok sebagai lokasi berfoto, berlokasi di Lawela, Kecamatan Batauga. Lalu ada wisata Pantai Jodoh, memiliki ombak yang cukup besar sehingga cocok untuk kegiatan berselancar, belokasi di desa Bola, Kecamatan Batauga. Dan ada pantai Bahari, memiliki bebatuan berbentuk payung dan tersebar di beberapa kawasan perairan mitip Raja Ampat, berlokasi di Kecamatan Sampolawa.
SEJARAH KABUPATEN BUTON SELATAN
Buton Selatan telah eksis sejak zaman Kerajaan dan Kesultanan Buton. Dalam Undang-Undang Martabat Tujuh (sekitar tahun 1610), yakni undang-undang Kesultanan Buton pada masa Sultan Buton ke-4, disebutkan daerah-daerah Kesultanan Buton. Kesultanan Buton terdiri atas 72 kadie yang diduduki oleh 30 menteri dan 40 bobato. Sedangkan sisanya menandakan kaum yang memegang pemerintahan di pusat. Dari 70 bagian tersebut dibagi lagi menjadi dua bagian besar yakni Pale Matanayo dan Pale Sukanayo. Di wilayah Pale Matanayo, Menteri Baluwu mengepalai Rongi, Sempa-Sempa, Tambunaloko, dan Kaindea (Distrik Sampolawa) dan Kaoengkeongkea (Distrik Pasarwajo) dengan nama kesatuannya Lapandewa.
Selanjutnya Menteri Ketapi di Busoa (Distrik Batauga), Lakina Tobe-Tobe di Tobe-Tobe (Distrik Batauga), dan Lakina Batauga di Batauga (Distrik Batauga). Di wilayah Pale Sukanayo, Menteri Peropa di Wabula dan Wasuemba (Distrik Sampolawa), Warugana (Distrik Batauga), dan Ballo (Kabaena). Kemudian Menteri Gama di Lipu, Kaufe, Kapea, dan Banabungi (di pulau Kadatua) yang masuk pada Distrik Batauga dan Wakoko Distrik Pasarwajo. Menteri Siompu di Biwina-pada, Molona, Kaimbulawa, dan Lontoi (terdapat di Pulau Siompu) di Distrik Batauga. Selanjutnya Menteri Lantongau di Katokobari (Distrik Mawasangka) dan Saumolewa (Distrik Sampolawa), Lakina Bola di Lakulepa dan Rano (Distrik Batauga), Lakina Sampolawa di Katilombu Uwe-bonto, dan Mambulu (Distrik Sampolawa), Lakina Kambe-Kambero (Distrik Batauga), Lakina Labalawa (Distrik Batauga), Lakina Lawele di Lawele (Distrik Batauga), dan Lakina Laompo di Laompo (Distrik Batauga).
Kesultanan Buton saat ini lebih dikenal dengan nama Kabupaten Buton. Kabupaten Buton adalah salah satu daerah Tingkat II Provinsi Sulawesi Tenggara (sultra), dengan Ibu Kota Kabupaten terletak di Pasar Wajo. Awalnya Kabupaten Buton dengan Ibukota Bau-Bau memiliki wilanyah pemerintahan adalah bekas Kerajaan Buton atau Kesultanan Buton yaitu meliputi sebagian wilayah pulau Buton, sebagian wilayah pu lau Muna, sedikit bagian pulau Sulawesi serta pulau-pulau yang ada di bagian selatan Pulau Buton. Sekarang dengan adanya pemekaran daerah, wilayah itu terbagi menjadi beberapa wilayah kabupaten, yaitu Kota Bau-Bau, Kabupaten Wakatobi, Kabupaten Bombana, Kabupaten Buton Selatan (Daerah Otonom Baru) dan Kabupaten Buton Tengah (Daerah Otonom Baru).
Berdasarkan undang-undang Nomor 16 tajun 2014 tentang pembentukan Kabupaten Buton Selatan di Provinsi Sulawesi Tenggara, menyatakan secara geografis letak wilayah Kabupaten Buton Selatan yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Buton berada di bagia selatan Kabupaten Buton, memanjang dari utara ke selatan. Wilayah ini meliputi sebagaian pulau Buton dan beberapa pulau di sebelah selatan Pulau Buton.
ARTI LOGO KABUPATEN BUTON SELATAN
Berikut adalah makna/arti dari logo Kabupaten Buton Selatan (South Buton Regency) :
- Bentuk dasar dari lambang daerah Buton Selatan adalah simbol bentuk jantung, melambangkan bahwa isi dari pada lambang ini tertanam dan bersumber dari hati rakyat Buton Selatan yang cinta akan kebersamaan dan gotong royong. Lambang daerah Busel dijiwai oleh pancasila sebagai ideologi NKRI, yang terpampang jelas dalam wujud kesucian.
- Bintang segi lima berwarna emas : Dengan jiwa pancasila hendaknya dalam menggapai cita-cita, usaha untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur dengan memohon ridho Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa.
- Padi dan kapas : Wujud kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat Buton Selatan, baik sandang maupun pangan.
- Lambang kapas : Menunjukan cita-cita tercukupinya kebutuhan sandang, gambar kapas yang berjumlah 16 kapas, menandakan Kabupaten Buton Selatan sebagai daerah Otonomi baru yang dimuat dalam Undang-undang No. 16 Tahun 2014.
- Lambang Padi : Menunjukan cita-cita tercukupinya kebutuhan pangan untuk seluruh lapisan masyarakat Buton Selatan Gambar biji padi yang berjumlah 24 menandakan bahwa pada tanggal 24 Juni 2014, disahkanya Kabupaten Buton Selatan sebagai daerah Otonomi baru.
- Gambar benteng : Pertahanan Kesultanan Buton pada wilayah Batauga, Siompu dan sekitarnya, menggambarkan bahwa sejarah Kesultanan Buton, benteng merupakan pertahanan wilayah yang sangat penting keberadaanya. Hal ini menggambarkan wujud pertahanan masyarakat Buton Selatan atas berbagai macam ancaman baik ancaman keamanan, ekonomi, sosial, budaya dan politik yang bertentangan dengan falsafah masyarakat Buton selatan. 6 (enam) undakan dalambenteng diartikan sebagai Bulan ke 6 (Juni) dalam kalender masehi yaitu pada bulan Juni sebagai bulan terbentuknya Kabupaten Buton Selatan sebagai daerah otonomi baru.
- Gambar Perahu layar : Masyarakat Buton Selatan sebagai pelaut ulung dalam mengarungi samudra sedang warna biru laut yang dinamis, memberikan makna akan sifat kemaritiman dari Masyarakat Buton Selatan yang sangat terkenal sejak dahulu hingga sekarang ini. Serta gambar layar perahu berwarna putih melambangkan ketulusan dalam setiap perjuangan demi mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera. Disamping itu juga laut merupakan kekayaan alam, disekitarnya merupakan modal besar dalam usaha mendatangkan kemakmuran di daerah Buton Selatan.
- Lingkaran Merah dan Putih : Lambang ikatan/pemersatu jiwa berani dan suci bagi masyarakat Buton Selatan, sehingga dengan adanya satu ikatan yang suci ini dapat mempersatukan seluruh komponen yang ada di Kabupaten Buton Selatan.
DOWNLOAD LOGO KABUPATEN BUTON SELATAN
Untuk mendownload logo Kabupaten Buton Selatan (South Buton Regency) dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:
LINK DOWNLOAD
0 Response to "DOWNLOAD LOGO KABUPATEN BUTON SELATAN (SOUTH BUTON REGENCY)"
Posting Komentar