DOWNLOAD LOGO KABUPATEN BUTON TENGAH (CENTRAL BUTON REGENCY)

 
DESKRIPSI
Kabupaten Buton Tengah adalah sebuah Kabupaten yang masuk ke dalam wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara. Secara posisi Kabupaten Buton Tengah terletak di titik kordinat 122° 33' 00” Bujur Timur dan 5° 31’ 00" Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Muna, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Selat Buton, lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Laut Flores, sedangkan disebelah baratnya berbatasan dengan Teluk Bone. Secara umum wilayah Kabupaten Buton Tengah merupakan kawasan dataran rendah dan perbukitan, dengan ketinggian daratan antara 0 hingga 2.400 meter diatas permukaan laut.

Kabupaten Buton Tengah sendiri wilayahnya terdiri dari 7 Kecamatan, 10 Kelurahan dan 67 Desa. Berdasarkan data statistik pada tahun 2017, jumlah penduduk Kabupaten Buton Tengah mencapai 115.121 jiwa. Luas wilayah Kabupaten Buton Tengah yaitu 958,31 km², sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 120 jiwa/km². Berdasarkan sektor dan subsektornya, aktivitas ekonomi Kabupaten Buton Tengah didominasi oleh sektor Pertanian, dimana sektor ini tergabung ke dalam kelompok sektor primer dan menghasilkan nilai tambah sebesar 1,4 triliun rupiah. Sedangkan Sektor dengan nilai tambah terbesar kedua adalah sektor Konstruksi dan sektor dengan nilai tambah bruto terbesar ketiga adalah sektor perdagangan. Ketiga sektor ini juga memiliki kontribusi yang tinggi dalam menyerap tenaga kerja lokal.

Destinasi wisata yang ada di Kabupaten Buton Tengah ada beragam, diantaranya yaitu wisata Pantai Wantopi, sepanjang bibir pantai terlihat pohon kelapa menjulang tinggi, yang menambah kesan sejuk, berlokasi di Wantopi, Kecamatan Mawasangka Timur. Kemudian ada wisata Permandian Gumanano, memiliki air yang sangat jernih dengan warna kehijau hijauan dan pemandangan sekitar yang asri, berlokasi di Gumanano, Kecamatan Mawasangka. Lalu ada wisata Pantai Mutiara, pengunjung akan dimanjakan dengan pemandangan hamparan pasir putih yang sangat halus, berlokasi di Gumamano, Kecamatan Mawasangka. Dan ada wisata Pemandian dan Goa Ma’obu di Desa Lalibo Kecamatan Mawasangka Tengah, serta ada wisata Gua Koo yang berlokasi di Desa Lakorua Kecamatan Mawasangka Tengah.

Selain destinasi wisata diatas, kita juga bisa berkunjung ke sejumlah destinasi lainnya seperti Makam Sangia Wambulu, terdapat makam dari imam pertama Masjid Agung Keraton Buton yang dikeramatkan, berlokasi di Desa Baruta, Kecamatan Sangia Wambulu. Kemudian ada wisata Gua Bidadari, terdapat sebuah kolam di dalam gua yang bersih nan jernih, berlokasi di Kolowa, Kecamatan GU. Lalu ada wisata Pantai Katembe, ada sumur air tawar yang terletak di sudut pantai, berlokasi di Madongka, Kecamatan Lakudo. Dan ada wisata Pantai Gubari yang terletak di Desa Lasori Kecamatan Mawasangka Timur, serta ada wisata Benteng Lasayidewa yang dulunya difungsikan sebagai tempat tinggal sekaligus tempat berlindung dari ancaman bajak laut Tobelo, berlokasi di desa Gumanano, Kecamatan Mawasangka.

Website resmi Kabupaten Buton Tengah (Central Buton Regency) :
www.butontengahkab.go.id

SEJARAH KABUPATEN BUTON TENGAH
Daerah Buton Tengah merupakan bekas wilayah Kerajaan dan Kesultanan Buton yang telah eksis sejak zaman dulu. Pada masa pemerintahan Raja Buton ke-6 dan juga Sultan Buton ke-1 bernama Murhum, rakyat Gu dan Mawasangka diriwayatkan patuh dan setia kepadanya. Ikatan emosional Gu dan Mawasangaka terhadap Buton semakin kuat setelah Murhum berhasil membela negeri mereka. Ketika kembali ke Buton, Murhum turut membawa “syara-pancana” dan kemudian Gu dan Mawasangka diberinya nama “Paincana” selaku tanda kemenangan Murhum. Nama ini kemudian lekat untuk menggambarkan kedua etnis di Buton Tengah tersebut dengan sebutan pancana atau pancano.

Keberadaan Buton Tengah juga tertuang pada Undang-Undang Murtabat Tujuh (sekitar tahun 1610), yakni undang-undang Kesultanan Buton pada masa Sultan Buton ke-4, La Elangi (Sultan Dayanu Ikhsanuddin). Disebutkan bahwa Kesultanan Buton terdiri atas 72 kadie yang diduduki oleh 30 menteri dan 40 bobato. Sedangkan sisanya menandakan kaum yang memegang pemerintahan di pusat. Dari 70 bagian tersebut dibagi lagi menjadi dua bagian besar yakni Pale Matanayo dan Pale Sukanayo. Lakina Lakudo, mengepalai wilayah Kadolo, Lawa, Tangana-lipu, Tongkuno, Gu, Wongko Lakudo, dan Wanepa-nepa (Distrik Gu). Lakina Bombonawulu menduduki wilayah Bombonawulu-kota, Rahia, Wakea-kea, Uncume, Wongko-bombonawulu (Distrik Gu). Kedua lakina tersebut merupakan kadie di wilayah Pale Matanayo.

Di wilayah Pale Sukanayo, Menteri Peropa mengepalai beberapa wilayah salah satunya Ballo di Distrik Kabaena (termasuk wilayah Talaga saat ini), Menteri Gundu-Gundu mengepalai Kooe dan Kantolobea (Distrik Mawasangka), Menteri Melai mengepalai Boneoge (Distrik Gu), Menteri Lanto di Lalibo (Distrik Mawasangka), Menteri Wajo di Wajo (Distrik Gu), Menteri Tanailandu di Wasindoii (Distrik Mawasangka). Selanjutnya Lakina Boneoge di Boneoge, Madongka, Tanga, dan Matanayo (Distrik Gu), Lakina Baruta di Baruta (Distrik Gu), Lakina Mone di Lambale dan Wakuru (Distrik Gu), Lakina Lolibu di Lipumalangan II dan Tongkuno (Distrik Gu), dan Lakina Inulu di Lamena, Lagili, dan Wakengku (Distrik Mawasangka).

Dalam undang-undang kesultanan juga disebutkan Tamburu Limaanguana. Tamburu Limaanguana yaitu pasukan kehormatan sultan yang terdiri atas lima kelompok yang masing-masing kelompok memiliki nama sendiri-sendiri, salah satunya Mawasangka.

ARTI LOGO KABUPATEN BUTON TENGAH

Berikut adalah makna/arti dari logo Kabupaten Buton Tengah (Central Buton Regency) :
  1. Biru melambangkan kewibawaan, kemenangan dan masa depan yang cerah. Putih sebagai tanda kesucian hati, niat yang tulus dan rasa keadilan. Kuning tanda semangat kerja, belajar, berusaha, dan kemapanan. Hijau bermakna kemakmuran dan semangat religius. Hitam bertanda loyalitas, pengayom dan demokratis, serta merah wujud keberanian, rela berkorban, dan semangat kepahlawanan.
  2. Unsur-unsur lambang seperti bentuk perisai berupa jao-jaonga sebagai bingkai lambang merefleksikan daya tahan, keteguhan, keamanan, dan ketentraman masyarakat Buteng. Laut bermakna karakteristik masyarakat Buteng yang religius. Gunung mencerminkan kondisi geografis wilayah Buteng, sekaligus melambangkan tekad, kegigihan dan keuletan masyarakat.
  3. Jarum menunjukkan Buteng secara historis sebagai salah satu daerah basis pertahanan (Matana Surumba) pada masa Kesultanan Buton. Makna benteng bahwa daerah Buteng bagian dari wilayah dan budaya Buton. Lalu 5 undakan pada benteng bahwa pancasila sebagai dasar Negara dan pandangan hidup masyarakat. Pintu gerbang pada benteng berjumlah 7 merupakan lambang 7 kecamatan yang menjadi cikal bakal hingga terbentuknya Buteng
  4. Perahu layar dan gelombang sebagai dinamika dan spirit kemaritiman yang menjadi karakter masyarakat. Sedangkan ikan dan jambu mete pada perahu layar menandakan hasil alam yang potensial di Buteng.
  5. Padi dan kapas, melambangkan cita-cita kesejahteraan. Buku dan pena, merefleksikan kecintaan masyarakat dan keadilan yang ingin diwujudkan pada seluruh lapisan masyarakat Buteng.
  6. Jumlah 24 bulir padi dan jumlah 7 bunga kapas melambangkan tanggal dan bulan terbentuknya Buton pada 24 Juli 2014 Makna adanya frasa Kabupaten Buteng dalam pita putih sebagai Buteng merupakan Daerah Otonomi Baru (DOB).

DOWNLOAD LOGO KABUPATEN BUTON TENGAH

Untuk mendownload logo Kabupaten Buton Tengah (Central Buton Regency) dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:
 
download-logo-kabupaten-buton-tengah-provinsi-sulawesi-tenggara-vector-coreldraw-logoawal

LINK DOWNLOAD

>>  LOGO KABUPATEN BUTON TENGAH  <<
Format JPG   |   Format PNG   |   Format CorelDraw

0 Response to "DOWNLOAD LOGO KABUPATEN BUTON TENGAH (CENTRAL BUTON REGENCY)"

Posting Komentar