DOWNLOAD LOGO KABUPATEN JENEPONTO (JENEPONTO REGENCY)

 
DESKRIPSI
Kabupaten Jeneponto adalah sebuah Kabupaten yang masuk ke dalam wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Secara posisi Kabupaten Jeneponto terletak di titik kordinat 119° 40' 19” - 119° 56' 44,9” Bujur Timur dan 5° 16’ 13" - 5° 39’ 35" Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Gowa dan Kabupaten Takalar, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Bantaeng, lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Laut Flores, sedangkan disebelah baratnya berbatasan dengan Kabupaten Takalar. Secara umum wilayah Kabupaten Jeneponto merupakan kawasan dataran rendah dan pegunungan, dengan ketinggian daratan antara 0 hingga 1.400 meter diatas permukaan laut.

Kabupaten Jeneponto sendiri wilayahnya terdiri dari 11 Kecamatan, 31 Kelurahan dan 82 Desa. Berdasarkan data statistik pada tahun 2021, jumlah penduduk Kabupaten Jeneponto mencapai 415.294 jiwa. Luas wilayah Kabupaten Jeneponto yaitu 749,79 km², sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 536 jiwa/km². Kontribusi sektor pertanian masih dominan dalam peningkatan perekonomian masyarakat dan pendapatan daerah Kabupaten Jeneponto. Sementara itu kontribusi sektor Perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan motor mengalami peningkatan yaitu dari 11,08% pada tahun 2014, meningkat menjadi 11,67% pada tahun 2016 atau sebesar 0,59%.

Destinasi wisata yang ada di Kabupaten Jeneponto ada beragam, diantaranya yaitu wisata Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Tolo yang berlokasi di Jl. Kalumpang Loe Kecamatan Arungkeke, kemudian ada wisata Lembah Hijau Rumbia di Jl. Tompobulu Kecamaran Rumbia, lalu ada wisata Pantai Tamarunang di Jl. HV. Worang Tanrusampe Desa Biringkassi Kecamatan Binamu, dan ada Air Terjun Tama’Lulua di Jl. Bontomanai Kecamatan Rumbia, serta ada Pantai Garassikang di Kecamatan Bangkala. Selain itu ada juga wisata Batu Siping di Kecamatan Bangkala, Air Terjun Tuang Loe di Desa Datara Kecamatan Bontoramba, kemudian ada Pulau Libukang di Kelurahan Bontorannu Kecamatan Bangkala, lalu ada Danau Bulu Jaya di kecamatan Bangkala Barat, serta ada Pantai Biringkassi di kecamatan Binamu.

Selain destinasi wisata diatas, kita juga bisa berkunjung ke sejumlah destinasi lainnya seperti wisata Tambak Garam Jeneponto yang ada di Pallengu Kecamatan Bangkala, kemudian ada Makam Raja Raja Binamu berlokasi di kecamatan Bontoramba, lalu ada Bukit Bossolo di desa Bontomanai, Kecamatan Rumbia, serta ada Bukit Sinalu Bulu Jaya di desa Bulu Jaya Kecamatan. Bangkala Barat. Selain itu ada juga wisata Pantai Ujung di Ujujung Timur, kemudian ada Wisata Air Terjun Musim Hujan di Desa Bontotiro Kecamatan Rumbia, lalu ada Pantai Karsut di desa Bulusibatang Kecamatan Bontoramba, Air Terjun Punagaya di Desa Bontorappo Kecamatan Tarowang, Britaria Kassi di Dessa kassi Kecamatan tamalatea, dan ada Air Terjun Kara’ngasa di Desa Lebang Manai Kecamatan Rumbia.

Website resmi Kabupaten Jeneponto (Jeneponto Regency) :
www.jenepontokab.go.id

SEJARAH KABUPATEN JENEPONTO

Sebelum kedatangan bangsa Belanda di Sulawesi Selatan, wilayah di Kabupaten Jeneponto merupakan kerajaan-kerajaan kecil yang dihuni oleh suku Makassar. Wilayah Kabupaten Jeneponto dikuasai oleh kerajaan-kerajaan yang kekuasaannya berada dalam pengaruh Kerajaan Gowa dan Kerajaan Tallo. Kabupaten Jeneponto pada masa kerajaan di Sulawesi Selatan terbagi-bagi menjadi 6 kerajaan, yaitu Kerajaan Garassi, Kerajaan Bangkala, Kerajaan Binamu, Kerajaan Tarowang, Kerajaan Sapanang, dan Kerajaan Arungkeke. Kerajaan Bangkala dan Kerajaan Binamu memisahkan diri dari Kerajaan Laikang pada bulan November 1863. Pada masa tersebut, wilayah Kerajaan Laikang berada dalam pemerintahan Hindia Belanda. 

Kedua kerajaan ini mengadakan perlawanan politik dengan Hindia Belanda. Pada tanggal 29 Mei 1929, Kerajaan Binamu memilih seorang raja baru yang dipilih oleh rakyatnya melalui lembaga adat bernama Toddo' Appaka. Tanggal 20 Mei 1946, adalah simbol patriotisme Raja Binamu (Mattewakkang Dg Raja) yang meletakkan jabatan sebagai raja yang melakukan perlawanan terhadap pemerintah Belanda . Dengan Demikian penetapan Hari Jadi Jeneponto yang disepakati oleh pakar pemerhati sejarah, peneliti, sesepuh dan tokoh masyarakat Jeneponto, dari seminar Hari jadi Jeneponto yang berlangsung pada hari Rabu, tanggal 21 Agustus 2002 di Gedung Sipitangarri, dianggap sangat tepat, dan merupakan keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Setelah Indonesia merdeka, Undang-Undang tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Di Sulawesi kemudian menetapkan Kabupaten Jeneponto sebagai Daerah Tingkat II di Sulawesi Selatan pada tanggal 1 Mei 1959. Penetapan ini bersamaan dengan pembentukan Kabupaten Takalar yang memperoleh pemekaran wilayah dari Kabupaten Jeneponto.

ARTI LOGO KABUPATEN JENEPONTO
Berikut adalah makna/arti dari logo Kabupaten Jeneponto (Jeneponto Regency) :
  1. Pohon Lontar dan Batang Aksara berbentuk huruf "T" merupakan pohon serba guna lambang kemakmuran. Batang sebagai bahan rumah, buahnya dimakan, airnya dapat dijadikan gula, daunya dibuat menjadi tikar dan lain-lain.
  2. Batangnya yang berbentuk huruf (aksara T) singkatan dari kata Turatea di mana rakyat Kabupaten Jeneponto lebih dikenal sebutan Turatea yang artinya orang dari atas.
  3. Huruf (T) ini terletak di atas pondasi yang kuat, yang warnanya hitam diartikan sebagai sesuatu yang kuat dan kukuh.
  4. Kuda putih melambangkan kekuatan intelek, kuat, gagah, berani dalam keyakinan yang suci. Binatang serba guna ini erat hubungannya dengan segala segi dan perjuangan hidup manusia dan masyarakat baik dalam bidang sosial dan ekonomi. Dengan semangat menyala adalah kekuatan dan bersukma turun temurun dengan tanaga kuda yang bersemangat tinggi.
  5. Globe dengan tiga warna bersusun dengan tiga rangkain rantai (gelang) yang dipadu jadi satu. Globe berarti cita-cita yang tinggi bukan saja seluas samudra dahsyat atau setinggi Bawakaraeng, tetapi seperkasa bumi sebulat bola dunia, warnanya merah, hijau, kuning, melukiskan kewajiban yang harus dimiliki oleh setiap pemimpin.
  6. Warna merah, atau kelahiran bahwa manusia itu dilahirkan dan menjadi anggota masyarakat.
  7. Sedangkan hijau pucuk harapan, bahwa manusia setelah dilahirkan menjadi kewajiban pemerintah untuk memberikan pendidikan agar menjadikan manusia sosial yang cakap dan bertanggung jawab.
  8. Kuning (matang) melambangkan manusia setelah lahir dan berpendidikan, perubahan ia dapat diandalkan sebagai anggota masyarakat yang sempurna. Dari ketiga pengertian warna lambang daerah Jeneponto, Ini menjadi cita-cita dan kewajiban pemerintah daerah Jeneponto.
  9. Daun lontar model pita yang bertuliskan "Jeneponto", menggambarkan kebudayaan yang khas dan tinggi nilainya sejak dahulu kala.
  10. Perisai melambangkan pelindung dan pengaman atas terwujudnya pancasila di mana Kabupaten Jeneponto adalah bagian dari NKRI.

DOWNLOAD LOGO KABUPATEN JENEPONTO
Untuk mendownload logo Kabupaten Jeneponto (Jeneponto Regency) dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:
 
download-logo-kabupaten-jeneponto-provinsi-sulawesi-selatan-vector-coreldraw-logoawal

LINK DOWNLOAD

>>  LOGO KABUPATEN JENEPONTO <<
Format JPG   |   Format PNG   |   Format CorelDraw

0 Response to "DOWNLOAD LOGO KABUPATEN JENEPONTO (JENEPONTO REGENCY)"

Posting Komentar