DOWNLOAD LOGO KABUPATEN KOLAKA (KOLAKA REGENCY)

 
DESKRIPSI
Kabupaten Kolaka adalah sebuah Kabupaten yang masuk ke dalam wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara. Secara posisi Kabupaten Kolaka terletak di titik kordinat 121° 05' 00” - 121° 46' 00” Bujur Timur dan 3° 37’ 00" - 4° 38’ 00" Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Kolaka Utara, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Kolaka Timur, lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bombana, sedangkan disebelah baratnya berbatasan dengan Kabupaten Teluk Bone. Secara umum wilayah Kabupaten Kolaka merupakan kawasan dataran rendah, perbukitan, hingga pegunungan, dengan ketinggian daratan antara 0 hingga 1.000 meter diatas permukaan laut.

Kabupaten Kolaka sendiri wilayahnya terdiri dari 12 Kecamatan, 33 Kelurahan dan 102 Desa. Berdasarkan data statistik pada tahun 2021, jumlah penduduk Kabupaten Kolaka mencapai 238.352 jiwa. Luas wilayah Kabupaten Kolaka yaitu 3.283,59 km², sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 73 jiwa/km². Kontribusi terbesar pada perekonomian masyarakat dan pendapatan daerah secara umum didukung oleh peranan sektor pertanian. Sementara itu sektor yang menyumbang kontribusi terbesar kedua adalah sektor pertambangan, bahkan sektor ini memperlihatkan adanya kenaikan dari 12,81 % pada tahun 2009 menjadi 21,48 % pada tahun 2012, dimana pada kurun waktu yang sama sektor pertanian justru menunjukkan adanya penurunan pada tahun 2009 besar kontribusi sektor pertanian sebesar 31,62 % turun menjadi 24,53 % pada tahun 2012. 

Destinasi wisata yang ada di Kabupaten Kolaka ada beragam, diantaranya yaitu Kawasan Wisata Mata Usu, tempat ini terkenal sebagai tempat off-road yang menantang serta menjadi rumah para satwa, berlokasi di desa Kukutio, Kecamatan Watubangga. Kemudian ada wisata Desa Lakuya, ada hamparan sulfur atau belerang layaknya padang tandus yang eksotis serta ada sumber air panas untuk berendam, berlokasi di Desa Lakuya, Kecamatan Samaturu. Lalu ada Pemandian Alam Tamborasi, berada di Sungai Tamborasi yang merupakan sungai terpendek di dunia dan ditepiannya ada pasir putih yang lembut, berlokasi di Desa Tamborasi, Kecamatan Kolaka. Dan ada Wisata Alam Mangolo, memiliki sebuah pemandian air panas cukup besar dan lokasi disekitarnya bisa digunakan untuk camping, berlokasi di Desa Mangolo, Kecamatan Latambaga.

Selain destinasi wisata diatas, kita juga bisa berkunjung ke sejumlah destinasi lainnya seperti wisata Pantai Tanjung Kayu Angin, memiliki keindahan pasir putih, dan pepohonan yang teduh di tepi pantai, berlokasi di desa Sani Sani, Kecamatan Samaturu. Kemudian ada wisata Villa Rumah Adat Mekongga Kolaka, terletak di pesisir laut dengan tiupan angin sejuk yang membuat pengalaman berlibur semakin berharga, berlokasi di Dermaga Pelabuhan Ferry, Kecamatan Latambaga. Lalu ada wisata Kolaka Cocoa City, sebuah taman yang berada di tepian pantai yang juga dijuluki sebagai Pantai Mandra yang cocok sebagai destinasi bersantai keluarga, berlokasi di Kecamatan Latambaga. Dan ada Wisata Taman Bakau Pantai Harapan, keindahan pohon bakau semakin indah dengan adanya dek jembatan warna warni yang membelah diantara tanaman bakau, berlokasi di desa Totobo, Kecamatan Pomalaa.

Website resmi Kabupaten Kolaka (Kolaka Regency) :
www.portal.kolakakab.go.id

SEJARAH KABUPATEN KOLAKA
Asal muasal tentang dari mana dan kapan Kerajaan Mekongga, daerah yang saat ini dikenal sebagai Kolaka mulai terbentuk adalah hal pembicaraan sejarah yang didapatkan dari tuturan secara turun temurun dari komunitas Mekongga yang mendiami wilayah Kabupaten Kolaka sejak dulu hingga sekarang. Proses asal dan terbentuknya Kerajaan Mekongga diilhami oleh suatu rangkaian dengan datangnya dua orang bersaudara kandung mengendarai sarung sakti (Toloa Sarungga).  Dua orang bersaudara ini tiba di suatu bukit yang bernama Kolumba yang berada dalam kawasan pegunungan Balandete. Kedua orang bersaudara ini adalah Larumbalangi dan Wekoila. Proses selanjutnya Larumbalangi (Sangia Wonua) meletakkan dasar-dasar terbentuknya Kerajaan Mekongga yang berpusat di Wundulako dan saudaranya Wekoila melanjutkan perjalanan ke wilayah Konawe. 

Kedua saudara kandung tersebut dianggap sebagai aktor pertama dalam proses meletakkan dasar-dasar penting sebagai Pemimpin Negeri atau Anakiano Wonua. Pada masa awal datangnya Larumbalangi, masyarakat Mekongga yang mendiami wilayah dipimpin oleh para Tonomotuo, pada zaman itu masyarakat Mekongga selalu mendapat gangguan dari seekor burung besar (elang raksasa) yang dalam bahasa daerah disebut Konggaaha. Dengan petunjuk strategi dari Larumbalangi, maka burung tersebut dapat terbunuh oleh bambu runcing (Osungga) yang dipasang oleh masyarakat penghuni tobu dan tombak (Kasai) yang dipegang oleh kesatria yang menjadi umpan Kongga yang bernama Tasahea dari Loea. Dengan terbunuhnya burung Kongga serta merta disambut luapan kegembiraan dan kebahagiaan masyarakat sehingga para Tonomotuo kemudian menyatakan ikrar untuk mengangkat Larumbalangi sebagai pemimpin.

Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda, Kerajaan Mekongga dan wilayah-wilayah persekutuan adat lainnya dimasukkan ke dalam Swapraja Luwu dan dibagi menjadi tiga distrik, yaitu Distrik Kolaka, Distrik Solewatu dan Distrik Patampanua. Dengan dimasukkannya Kerajaan Mekongga ke dalam Swapraja Luwu, maka untuk mengkoordinasi daerah ini Raja Datu Luwu menempatkan seorang duta/pejabat selaku pembantu datu dengan sebutan Sulewatang Ngapa. Pergeseran kekuasaan Belanda ke tangan Pemerintah Jepang tidak membawa akibat perubahan struktural pemerintahan di daerah-daerah, namun demikian istilah residen, afdeeling dan onderafdeeling diubah menjadi menseibu, ken dan bunken. Kolaka Bunken dimasukkan ke dalam taktis Kendari Bunken yaitu hanya dalam rangka tugas-tugas pemerintahan umum, sedangkan menyangkut tugas-tugas swapraja tetap berhubungan dengan Swapraja Luwu di Palopo.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945, Kolaka merupakan daerah pertama di Sulawesi Tenggara yang menyatakan diri sebagai wilayah de fakto Republik Indonesia dengan Andi Kasim Sulewatang Ngapa selaku Petor/Kepala Pemerintahan Republik Indonesia di Kolaka. Untuk menjadikan Kolaka dari status kewedanaan menjadi Kabupaten Daerah Tingkat II adalah melalui perjuangan rakyat Kolaka yakni pada tanggal 24 Agustus 1951 di dalam suatu pertemuan di Kendari yang diadakan oleh Kepala Afdeeling Buton dan Laiwoi dengan pemerintahan-pemerintahan setempat dan pemuka-pemuka masyarakat Sulawesi Tenggara yang dimaksudkan untuk menentukan dimana sebaiknya kedudukan ibukota Sulawesi Tenggara, karena waktu itu Buton-lah yang menjadi ibukota negeri.

Kesimpulan pertemuan adalah bahwa Kolaka dan Kendari menuntut kabupaten tersendiri, sehingga di Sulawesi Tenggara akan dibentuk dua kabupaten yaitu Kabupaten Buton / Muna dan Kabupaten Kolaka / Kendari. Untuk maksud ini dibentuk panitia pembentukan Kabupaten  Kolaka/Kendari. Proses perjuangan pembentukan Kabupaten Kolaka / Kendari tiba-tiba mengalami perkembangan baru dengan tuntutan yang baru dari Kolaka untuk berdiri sendiri sebagai satu kabupaten terlepas dari Kabupaten Kendari / Kolaka. Akhirnya pada bulan September 1959 terdengarlah pengumuman melalui Radio Republik Indonesia Makassar Undang-Undang  Nomor  29  Tahun  1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Sulawesi, dimana Kolaka menjadi salah satu kabupaten dengan tiga kecamatan yaitu Kecamatan Kolaka, Kecamatan Tirawuta dan Kecamatan Batu Putih.

Dengan undang-undang tersebut ditetapkan pejabat / penguasa sementara daerah tingkat II yang baru yaitu     Wedana Abunawas sebagai kepala pemerintah negeri Kolaka. Kemudian dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, ditetapkan pengangkatan bupati kepala daerah yang pertama dan untuk Kabupaten Daerah Tingkat II Kolaka ditunjuk dan diangkat Bapak Yacob Silondae sebagai Kepala Daerah Tingkat II Kolaka. Pelantikan dan pengambilan sumpah Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kolaka dilaksanakan oleh Gubernur Andi Pangeran Pettarani atas nama Menteri Dalam Negeri pada tanggal 29 Pebruari 1960 bertempat di Gedung Nasional Kolaka. Dari pelantikan Kepala Daerah Tingkat II Kolaka tersebut, maka tanggal 29 Pebruari 1960 ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Kolaka.

Untuk saat ini Pemerintah Kabupaten Kolaka telah mengalami pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB), yaitu Kabupaten Kolaka Utara dimekarkan tahun 2003 berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2003, sedangkan Kabupaten Kolaka Timur dimekarkan tahun 2013 berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2013.

ARTI LOGO KABUPATEN KOLAKA
Berikut adalah makna/arti dari logo Kabupaten Kolaka (Kolaka Regency) :
  1. Bumi dan Langit, melambangkan ruang lingkup hidup dan kehidupan manusia dan makhluk pada umumnya;
  2. Burung Elang Raksasa (Konggoaha/Kongga Owose) yang melambangkan peristiwa sejarah dalam hidup dan kehidupan masyarakat di Negeri Mekongga pada zaman dahulu kala;
  3. Tugu Pahlawan yang melambangkan kepribadian dan kehidupan penduduk Kabupaten Kolaka pada umumnya, yang menunjukkan kepahlawanan dan kepatriotan dalam mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan R.I. 17 Agustus 1945 umumnya dan Negeri/Daerah serta rakyat Kolaka pada khususnya dari penjajahan Belanda dibuktikan dengan peristiwa 19 November 1945, perjuangan mana dilanjutkan dengan perlawanan rakyat dengan pasukan-pasukan Merah Putihnya;
  4. Tanah bahagian atas yaitu darat dan laut serta tanah bahagian bawah yang melambangkan keadaan geografis (keadaan alam) daripada daerah Kabupaten Kolaka yang penuh dengan kekayaan yang potensial di bidang pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, perikanan/hasil laut yang dirangkaikan dengan mata pencaharian pokok penduduk dibidang pertanian dan perikanan, bahkan mengandung potensial tambang (Nikel) sebagai salah satu sumber devisa dan merupakan identitas Kabupaten Kolaka dan Prov. Sultra dimata Nasional dan Internasional;
  5. Padi dan Kapas adalah lambang kemakmuran yang secara Nasional merupakan cita-cita dan tujuan rakyat dan daerah dalam wilayah R.I. termasuk didalamnya masyarakat Kabupaten Kolaka;
  6. Rantai adalah melambangkan persatuan seluruh rakyat dan masyarakat dalam wilayah Kabupaten Kolaka;
  7. Roda (Cakra) adalah lambang masa depan Kabupaten Kolaka yang industrial dan cukup meyakinkan;
  8. Bintang yang melayang adalah lambang Ketuhanan Yang Maha Esa yang kepada-Nya jua akhirnya semua bentuk usaha dan pengabdian manusia dan makhluk pada umumnya dipersembahkan.

DOWNLOAD LOGO KABUPATEN KOLAKA

Untuk mendownload logo Kabupaten Kolaka (Kolaka Regency) dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:
 
 
LINK DOWNLOAD

>>  LOGO KABUPATEN KOLAKA  <<
Format JPG   |   Format PNG   |   Format CorelDraw

0 Response to "DOWNLOAD LOGO KABUPATEN KOLAKA (KOLAKA REGENCY)"

Posting Komentar