DOWNLOAD LOGO KOTA KENDARI (KENDARI CITY)

 
DESKRIPSI
Kota Kendari adalah sebuah Kota yang masuk ke dalam wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara. Secara posisi Kota Konawe Utara terletak di titik kordinat 122° 23' 00” - 122° 39' 00” Bujur Timur dan 3° 54’ 30" - 4° 03’ 11" Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Soropia (Kabupaten Konawe), sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Laut Banda, lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Moramo dan Kecamatan Konda (Kabupaten Konawe Selatan), sedangkan disebelah baratnya berbatasan dengan Kecamatan Ronomeeto (Kabupaten Konawe Selatan) dan Kecamatan Sampara (Kabupaten Konawe). Secara umum wilayah Kota Kendari merupakan kawasan dataran rendah dan perbukitan, dengan ketinggian daratan antara 0 hingga 1.000 meter diatas permukaan laut.

Kota Kendari sendiri wilayahnya terdiri dari 10 Kecamatan dan 67 Kelurahan. Berdasarkan data statistik pada tahun 2017, jumlah penduduk Kota Kendari mencapai 334.335 jiwa. Luas wilayah Kota Kendari yaitu 300,89 km², sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 1.111 jiwa/km². Sektor penunjang perekonomian masyarakat dan pendapatan daerah didominasi oleh sektor pertanian, komoditas pertanian terbesar yang dihasilkan di Kota Kendari adalah Ubi Kayu (Singkong), disusul kemudian Jagung, dan Ubi Jalar, sedangkan tanaman Padi menempati porsi yang lebih kecil. Untuk tanaman perkebunan, Kopi merupakan komoditas utama yang memberikan hasil terbesar, disusul kemudian Jambu Mete dan kemiri. Perkembangan perikanan di Kota Kendari meliputi perikanan laut (perairan) dan perikanan darat (tambak dan kolam).

Destinasi wisata yang ada di Kota Kendari ada beragam, diantaranya yaitu wisata Puncak Saiful Tamburaka, tak hanya pemandangan alamnya yang mempesona tapi juga menyuguhkan spot spot keren untuk mengambil gambar, berlokasi di Desa Abeli Dalam, Kecamatan Puuwatu. Kemudian ada wisata Pantai Nambo, Nambo berasal dari bahasa lokal meambo yang berarti sangat baik, memiliki pesona yang sangat indah sehingga tercitrakan keindahan, berlokasi di Kelurahan Nambo, Kecamatan Abeli. Lalu ada wisata Pantai Karang Purirano, unik karena terdapat daratan karang atau biasa disebut dengan tubir yang muncul pada saat air laut surut, berlokasi di Kelurahan Putitano Kecamatan Kendari. Dan ada wisata Hutan Mangrove Bungkutoko, hutan bakau ini memiliki fungsi untuk mencegah terjadinya abrasi atau pengikisan tanah oleh air laut, berlokasi di Kelurahan Bungkutoko, Kecamatan Abeli.

Selain destinasi wisata diatas, kita juga bisa berkunjung ke sejumlah destinasi lainnya seperti Pirla Beach, selain keindahan alamnya, terdapat pula beberapa cafe dan resto dengan berbagai macam menu kuliner yang khas, berlokasi di Kelurahan Watu-Watu, Kecamatan Kendari Barat. Kemudian ada wisata Pantai Kasilampe, Pantai Kasilampe adalah tempat wisata pilihan bagi warga Kendari dan sekitarnya, berlokasi di Kecamatan Kendari, 10 KM Arah Timur Pusat Kota Kendari. Dan ada wisata Taman Teratai, pengunjung akan mendapatkan pemandangan yang menarik untuk menyaksikan keindahan di sekitar di taman, didalamnya dihiasi oleh banyaknya bunga teratai, berlokasi di Jl. Edy Sabara, kelurahan Punggaloba, Kecamatan Kendari Barat, Kota Kendari.

Website resmi Kota Kendari (Kendari City) :
www.kendarikota.go.id

SEJARAH KOTA KENDARI
Sejak dahulu Teluk Kendari telah dikenal oleh pelaut-pelaut nusantara maupun eropa sebagai jalur persinggahan perdagangan laut dari dan menuju Ternate atau Maluku. Pada Kartografi Portugis kuno awal abad ke-15 telah menunjukkan adanya perkampungan di Pantai Timur Celebes atau Sulawesi yang dinamakan Citta dela Baia di pesisir teluk bernama Baia du Tivora yang identik dengan Teluk Kendari. Dalam sastra lisan tua suku Tolaki, wilayah Teluk Kendari disebut dengan nama Lipu I Pambandahi, Wonua I Pambandokooha yang merupakan salah satu daerah di pesisir timur Kerajaan Konawe. Pada tahun 1828, seorang pelaut bernama Jacques Nicholas Vosmaer mendapat tugas dari Gubernur Jenderal Hindia Belanda untuk melakukan observasi terhadap jalur perdagangan di pesisir timur Sulawesi. 

Peta pertama Teluk Kendari di buat pada 9 Mei 1831 dan sejak 6 Februari 1835 teluk Kendari disebut sebagai Vosmaer’s Baai atau Teluk Vosmaer melalui Surat Keputusan Jenderal Van Den Bosch di Batavia. Dalam catatan perjalanannya yang berjudul Korte Beschrijving van het zuid oostelijk schiereiland van Celebes, Vosmaer menuliskan tertarik akan keindahan Teluk Kendari, setelah mendapat izin dari Tebau sebagai penguasa wilayah timur Kerajaan Konawe pada tahun 1932, Vosmaer kemudian mendirikan kantor dagang dan membuatkan istana Tebau dari Lepo-Lepo ke Teluk Kendari. hal inilah yang merupakan titik tolak perkembangan Kendari menjadi kota pusat pemerintahan dan perdagangan. 

Penamaan Kendari sendiri berasal dari kata “Kandai” yaitu alat dari bambu atau kayu yang dipergunakan penduduk teluk Kendari untuk mendorong perahu, dari kata Kandai inilah kemudian diabadikan menjadi kampung Kandai dan pengembangan dari kata Kandai selanjutnya dalam berbagai literature terakhir disebut Kendari. Pada masa pemerintahan kolonial Belanda dan pendudukan Jepang, Kendari yang hanya seluas ± 31,40 km2 saat itu, adalah wilayah Kewedanaan sekaligus Ibu kota Onder Afdeling atau Bun Ken Laiwoi. Kendari berubah dari ibukota kecamatan kemudian berkembang menjadi ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II berdasarkan Undang-undang Nomor 29 Tahun 1959.

Penerbitan Perpu Nomor 2 Tahun 1964 dan Undang-undang Nomor 13 Tahun 1964, menandai ditetapkannya Kendari sebagai Ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara yang masih terdiri dari dua wilayah kecamatan, yakni Kecamatan Kendari dan Kecamatan Mandonga dengan pertambahan luas wilayah ± 75,76 km2. Kemudian Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1978 mengubah status Kendari menjadi Kota Administratif yang meliputi tiga wilayah kecamatan, yakni Kecamatan Kendari, Mandonga dan Poasia dengan 24 desa. Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan Kota Kendari, maka dikeluarkanlah Undang-undang nomor 6 tahun 1995 yang menetapkan Kota Kendari sebagai Kota Madya Daerah Tingkat II dengan luas wilayah ± 298,89 km2 atau 0,7 persen dari luas wilayah daratan Sulawesi Tenggara.

Dengan keluarnya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, Kotamadya Daerah Tingkat II Kendari berubah menjadi Kota Kendari. Berdasarkan Perda Nomor 1 Tahun 2003 telah dimekarkan menjadi 10 kecamatan dengan jumlah kelurahan setelah pemekaran pada bulan Oktober 2006 sebanyak 64 kelurahan. Kota Kendari dikepalai oleh seorang Wali kota, dalam melaksanakan tugasnya Wali kota Kendari dibantu oleh Sekretaris Wilayah Kota yang membawahi beberapa Asisten, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) dan Inspektorat Wilayah Daerah serta dibantu oleh berbagai Instansi Dinas/Vertikal yang masing-masing mempunyai lingkup tugas yang berbeda-beda. Di setiap kecamatan dan kelurahan, Wali kota Kendari mendudukkan masing-masing seorang Camat dan seorang Lurah dalam upaya untuk membantu kelancaran pelaksanaan pembangunan dan kemasyarakatan sampai ke bawah. 

ARTI LOGO KOTA KENDARI
Berikut adalah makna/arti dari logo Kota Kendari (Kendari City) :
  1. Gong melambangkan sejarah masa lalu yang bermakna kekeluargaan dan kegotong-royongan. Bahwa pemerintah dan rakyat selalu seirama dalam menentukan gagasan kebutuhan hidup masyarakat.
  2. Pilar melambangkan masa kini/zaman pembangunan yang bermakna kekuatan hidup, kemasyarakatan melalui pembangunan dalam segala aspeknya.
  3. Tangga berteras enam yang menggambarkan nomor undang-undang pembentukan Kota Kendari yaitu tahun 1995 nomor 6.
  4. Tiang pilar bagian luar bergerigi sembilan dan dalamnya bergerigi lima yang menggambarkan tahun pembentukan Kota Kendari yaitu tahun 1995.
  5. Kubah melambangkan kebudayaan daerah yang bermakna kejayaan yang gilang-gemilang bagi warga masyarakat.
  6. Kalosara melambangkan kebudayaan daerah yang bermakna kejayaan masyarakat Kotamadya Kendari dijiwai oleh kesatuan dan persatuan.
  7. Bintang melambangkan keimanan dan ketaqwaan serta wawasan keilmuan bagi masyarakat yang menjiwai dan memberi semangat bagi segala gerak masyarakat dalam kehidupan yang jaya itu.
  8. Padi dan Kapas melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan yang bermakna cukup makan, cukup sandang, cukup papan sebagai manifestasi potensi alam yang kaya diaktualisasikan melalui kerja keras dan penggunaan ilmu dan teknologi.
 
Arti Warna:
  • Warna biru laut (warna dasar logo) menggambarkan suasana kesejukan dan ketentraman serta pandangan yang jauh kedepan.
  • Warna hitam pada gong menggambarkan suasana kehidupan yang mantap dan stabil tidak goyah.
  • Warna putih pada pilar-pilar menggambarkan bahwa pembangunan yang kini dilancarkan berdasar pada pandangan kesucian, kemurnian dan keadilan sebagai tuntutan kehidupan yang didasari oleh ajaran-ajaran agama.
  • Warna kuning emas pada kubah maupun bintang menggambarkan kekuasaan, kejayaan, keindahan dan keharuman yang menyelimuti kehidupan masyarakat yang merupakan tujuan akhir dari kehidupan manusia di bumi ini.
  • Warna kuning-putih-hijau pada padi dan kapas bermakna bahwa suasana kehidupan yang makmur dan sejahtera senantiasa diliputi oleh suasana kehidupan yang lestari, tumbuh berkembang dan berkesinambungan.
  • Warna merah pada tulisan Kota Kendari melambangkan semangat keberanian yang menggelora pemerintah dan masyarakat dalam membangun segala aspek kehidupan masyarakat Kota Kendari.

DOWNLOAD LOGO KOTA KENDARI

Untuk mendownload logo Kota Kendari (Kendari City) dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:
 
download-logo-kota-kendari-provinsi-sulawesi-tenggara-vector-coreldraw-logoawal

LINK DOWNLOAD

>>  LOGO KOTA KENDARI  <<
Format JPG   |   Format PNG   |   Format CorelDraw

0 Response to "DOWNLOAD LOGO KOTA KENDARI (KENDARI CITY)"

Posting Komentar