DOWNLOAD LOGO PROVINSI LAMPUNG

 
DESKRIPSI
Provinsi Lampung adalah sebuah Provinsi yang masuk ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Secara posisi Provinsi Lampung terletak di titik kordinat 103° 48' 00” - 105° 45 00” Bujur Timur dan 3° 45’ 00" - 6° 45’ 00"Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Provinsi Sumatra Selatan dan Provinsi Bengkulu, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Laut Jawa, lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Selat Sunda, sedangkan disebelah baratnya berbatasan dengan Samudra Hindia. Keadaan alam Lampung, di sebelah barat dan selatan, di sepanjang pantai merupakan daerah yang berbukit-bukit sebagai sambungan dari jalur Bukit Barisan di Pulau Sumatra. Di tengah-tengah merupakan dataran rendah. Sedangkan ke dekat pantai di sebelah timur, di sepanjang tepi Laut Jawa terus ke utara, merupakan perairan yang luas. 

Provinsi Lampung sendiri wilayahnya terdiri dari 13 Kabupaten, 2 Kotamadya,  234 Kecamatan dan 2.086 Kelurahan. Berdasarkan data statistik pada tahun 2020, jumlah penduduk Provinsi Lampung mencapai 9.007.848 jiwa. Luas wilayah Provinsi Lampung yaitu 33.553,55 km², sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 268 jiwa/km². Masyarakat pesisir lampung kebanyakan bekerja sebagai nelayan dan bercocok tanam. Dibeberapa daerah pesisir, komoditas perikanan seperti tambak udang lebih menonjol, bahkan untuk tingkat nasional dan internasional. Sedangkan masyarakat yang tinggal bukan di pesisir kebanyakan bertanam padi dan berkebun lada, kopi, cengkih, kayu manis dan lain-lain. Lampung fokus pada pengembangan lahan bagi perkebunan besar seperti kelapa sawit, karet, padi, singkong, kakao, lada hitam, kopi, jagung, tebu, dan lain-lain. 

Provinsi Lampung terbagi kedalam 13 Kabupaten dan 2 Kota, yaitu

  • Kabupaten Lampung Tengah (Pusat Pemerintahan / Ibu Kota : Gunung Sugih)
  • Kabupaten Lampung Utara (Pusat Pemerintahan / Ibu Kota : Kotabumi)
  • Kabupaten Lampung Selatan (Pusat Pemerintahan / Ibu Kota : Kalianda)
  • Kabupaten Lampung Barat (Pusat Pemerintahan / Ibu Kota : Liwa)
  • Kabupaten Lampung Timur (Pusat Pemerintahan / Ibu Kota : Sukadana)
  • Kabupaten Mesuji (Pusat Pemerintahan / Ibu Kota : Mesuji)
  • Kabupaten Pesawaran (Pusat Pemerintahan / Ibu Kota : Gedong Tataan)
  • Kabupaten Pesisir Barat (Pusat Pemerintahan / Ibu Kota : Krui)
  • Kabupaten Pringsewu (Pusat Pemerintahan / Ibu Kota : Pringsewu)
  • Kabupaten Tulang Bawang (Pusat Pemerintahan / Ibu Kota : Menggala)
  • Kabupaten Tulang Bawang Barat (Pusat Pemerintahan / Ibu Kota : Tulang Bawang Tengah)
  • Kabupaten Tanggamus (Pusat Pemerintahan / Ibu Kota : Kota Agung)
  • Kabupaten Way Kanan (Pusat Pemerintahan / Ibu Kota : Blambangan Umpu)
  • Kota Bandar Lampung
  • Kota Metro

Kesenian dan kebudayaan yang ada di Provinsi Lampung cukup beragam. Provinsi Lampung menjadi salah satu provinsi di Indonesia di luar Pulau Jawa, tempat mayoritas penduduknya adalah suku Jawa, dengan total populasi tahun 2010 sebanyak 64,06%. Sementara penduduk asli yakni suku Lampung berjumlah 13,56%. Festival Sekura yang diadakan dalam seminggu setelah Idul Fitri di Lampung Barat, Festival Krakatau di Bandar Lampung, Festival Teluk Stabas di Pesisir Barat, Festival Teluk Semaka di Tanggamus, dan Festival Way Kambas di Lampung Timur. Siger adalah mahkota wanita pengantin Lampung yang terdiri atas masyarakat Saibatin dan Punyimbang. Jenis wisata yang dapat dikunjungi di Lampung adalah Wisata Budaya di beberapa Kampung Tua di Sukau, Liwa, Kembahang, Batu Brak, Kenali, Ranau dan Krui di Lampung Barat.

Website resmi Provinsi Lampung :
www.lampungprov.go.id

SEJARAH PROVINSI LAMPUNG
Provinsi Lampung lahir pada tanggal 18 Maret 1964 dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 3/1964 yang kemudian menjadi Undang-undang Nomor 14 tahun 1964. Sebelum itu Provinsi Lampung merupakan keresidenan yang tergabung dengan Provinsi Sumatra Selatan. Kendatipun Provinsi Lampung sebelum tanggal 18 Maret 1964 tersebut secara administratif masih merupakan bagian dari Provinsi Sumatra Selatan, namun daerah ini jauh sebelum Indonesia merdeka memang telah menunjukkan potensi yang sangat besar serta corak warna kebudayaan tersendiri yang dapat menambah khazanah adat budaya di Nusantara. Oleh karenanya, pada zaman VOC di dapat dari berbagai sumber bawasanya Vereenigde Oostindische Compagnie (Persatuan Perusahaan Hindia Timur) yang berada di bawah pemerintahan Belanda pada tahun 1800 selama abad ke-19 hingga abad ke-20. 

Hindia Belanda adalah salah satu koloni Eropa yang paling berharga di bawah kekuasaan Imperium Belanda. Tatanan sosial kolonial didasarkan pada struktur rasial dan sosial yang kaku dengan para elit Belanda yang tinggi terpisah akan tetapi tetap berhubungan dengan penduduk pribumi yang dijajah oleh mereka, sedangkan istilah Indonesia digunakan untuk lokasi geografis setelah tahun 1880 Masehi, nama Hindia Belanda tercatat dalam dokumen VOC pada awal tahun 1620 Masehi. Daerah Lampung sendiri tidak terlepas dari incaran penjajahan Belanda. Lampung kemungkinan besar pernah menjadi wilayah kekuasaan Kerajaan Sunda, setidaknya sampai abad ke-16. Sebelum akhirnya Kesultanan Banten menghancurkan Pajajaran, ibu kota Kerajaan Sunda. Sultan Banten yakni Sultan Ageng Tirtayasa, lalu tidak mengambil alih kekuasaan atas Lampung.

Di bawah pimpinan Sultan Ageng Tirtayasa (1651–1683) Banten berhasil menjadi pusat perdagangan yang dapat menyaingi VOC di perairan Jawa, Sumatra dan Maluku. Dalam masa pemerintahannya, Sultan Ageng berupaya meluaskan wilayah kekuasaan Banten yang terus mendapat hambatan karena dihalangi VOC yang bercokol di Batavia. VOC yang tidak suka dengan perkembangan Kesultanan Banten mencoba berbagai cara untuk menguasainya termasuk mencoba membujuk Sultan Abu Nashar Abdul Qahar, Putra Sultan Ageng untuk melawan Ayahnya sendiri. Dalam perlawanan menghadapi ayahnya sendiri, Sultan Abu Nashar Abdul Qahar meminta bantuan VOC dan sebagai imbalannya ia menjanjikan akan menyerahkan penguasaan atas daerah Lampung kepada VOC. Akhirnya pada tanggal 7 April 1682 Sultan Ageng Tirtayasa disingkirkan dan Sultan Haji dinobatkan menjadi Sultan Banten. 

Dari perundingan-perundingan antara VOC dengan Sultan Abu Nashar Abdul Qahar menghasilkan sebuah piagam dari Sultan Abu Nashar Abdul Qahar tertanggal 27 Agustus 1682 yang isinya antara lain menyebutkan bahwa sejak saat itu pengawasan perdagangan rempah-rempah atas daerah Lampung diserahkan oleh Sultan Banten kepada VOC yang sekaligus memperoleh monopoli perdagangan di daerah Lampung. Pada tanggal 29 Agustus 1682 iring-iringan armada VOC dan Banten membuang sauh di Tanjung Tiram. Armada ini dipimpin oleh Vander Schuur dengan membawa surat mandat dari Sultan Abu Nashar Abdul Qahar yang mewakili Sultan Banten. Ekspedisi Vander Schuur yang pertama ini tidak berhasil dan ia tidak mendapatkan lada yang dicarinya. 

Perdagangan langsung antara VOC dengan Lampung mengalami kegagalan disebabkan karena tidak semua penguasa di Lampung langsung tunduk begitu saja kepada kekuasaan Sultan Abu Nashar Abdul Qahar yang bersekutu dengan kompeni, sebagian mereka masih tidak mengakui Sultan Ageng Tirtayasa sebagai Sultan Kerajaan Banten dan menganggap kompeni tetap sebagai musuh. Sementara itu timbul keraguan dari VOC mengenai status penguasaan Lampung di bawah Kekuasaan Kesultanan Banten, yang kemudian baru diketahui bahwa penguasaan Banten atas Lampung tidaklah mutlak. Penempatan wakil-wakil Sultan Banten di Lampung yang disebut "jenangan" atau kadang-kadang disebut gubernur hanyalah dalam mengurus kepentingan perdagangan hasil bumi (lada).

Sedangkan para penguasa hasil bumi Lampung asli yang terpencar pada tiap-tiap desa atau kota yang disebut "adipati" secara hierarki tidak berada di bawah koordinasi penguasaan jenangan/gubernur. Disimpulkan penguasaan Sultan Banten atas Lampung hanya dalam hal garis pantai Banten saja dalam rangka menguasai monopoli arus keluarnya hasil bumi terutama lada. Dengan demikian jelas hubungan Banten-Lampung adalah dalam hubungan saling membutuhkan satu dengan lainnya. Selanjutnya pada masa Raffles berkuasa pada tahun 1811 ia tidak menduduki daerah Semangka dan tidak mau melepaskan daerah Lampung kepada Belanda karena Raffles beranggapan bahwa Lampung bukanlah jajahan Belanda. 

Namun setelah Raffles meninggalkan Lampung baru kemudian tahun 1829 ditunjuk Residen Belanda untuk Lampung. Kebesaran seorang Raffles terendus sejak dirinya berusia 14. Di masa remaja itu Raffles harus menggantikan peran ayahnya sebagai tulang punggung keluarga. Sir Thomas Stamford Bingley Raffles (lahir di Jamaica, 6 Juli 1781 – meninggal di London, Inggris, 5 Juli 1826 pada umur 44 tahun) adalah seorang Gubernur-Letnan Hindia Belanda yang terbesar. Ia adalah seorang warga negara Inggris. Ia dikatakan juga pendiri kota dan negara kota Singapura.

ARTI LOGO PROVINSI LAMPUNG
Berikut adalah makna/arti dari logo Provinsi Lampung :
  1. Perisai Bersegi Lima: Kesanggupan mempertahankan cita dan membina pembangunan rumah-tangga Yang didiami oleh dua unsur golongan masyarakat untuk mencapai masyarakat makmur, adil berdasarkan pancasila.
  2. Pita SAI BUMI RUWAI JURAI: Sai Bumi Rumah tangga agung yang berbilik-bilik. Rua jurai: dua unsur golongan masyarakat yang berdiam di wilayah Propinsi Lampung.
  3. Aksara Lampung berbunyi: " LAMPUNG "
  4. Daun dan Buah lada: Daun =17, Buah Lada 8, Lada merupakan produk utama penduduk asli sejak masa lampau sehingga Lampung dikenal bangsa-bangsa Asia dan bangsa-bangsa Barat. Biji lada 64, Menunjukan bahwa terbentuknya Dati I Lampung tahun 1964.
  5. Setangkai Padi: Buah padi 45. Padi merupakan produk utama penduduk migrasi sehingga terjadilah kehidupan bersama saling mengisi antara dua unsur golongan masyarakat sehingga terwujudnya Negara RI yang Diproklamirkan 17-08-1945.
  6. Laduk: Golok masyarakat serba guna.
  7. Payam: Tumbak pusaka tradisional.
  8. Gung / Gong: Sebagai alat inti seni budaya, sebagai pemberitahuan karya besar dimulai, dan sebagai alat menghimpun masyarakat untuk bermusyawarah.
  9. Siger: Mahkota perlambang keagungan adat budaya dan tingkat kehidupan terhormat.
  10. Payung: Jari payung 17, bagian ruas tepi 8, garis batas ruas 19, dan rumbai payung 45. Artinya payung agung yang melambangkan Negara RI Proklamasi 17-08-1945 dan sebagai payung jurai yang melambangkan Propinsi Lampung tempat semua jurai berlindung. Tiang dan bulatan puncak payung: satu cita membangun Bangsa dan Negara RI dengan Ridho Tuhan Yang Maha Esa.
 
Arti Warna:
  • Warna Hijau melambangkan dataran tinggi yang subur untuk tanamam keras dan tanaman musim.
  • Warna Coklat melambangkan dataran rendah yang subur untuk sawah dan ladang.
  • Warna Biru melambangkan kekayan sungai dan lautan yang merupakan sumber perikanan dan kehidupan para Nelayan.
  • Warna Putih melambangkan kesucian dan keikhlasan hati masyarakat.
  • Warna Kuning (tua, emas dan muda) melambangkan keagungan dan kejayaan serta kebesaran cita masyarakat untuk membangun daerah dan Negaranya.

DOWNLOAD LOGO PROVINSI LAMPUNG
Untuk mendownload logo Provinsi Lampung dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:
 
download-logo-provinsi-lampung-vector-coreldraw-logoawal

LINK DOWNLOAD

>>  LOGO PROVINSI LAMPUNG  <<
Format JPG   |   Format PNG   |   Format CorelDraw

0 Response to "DOWNLOAD LOGO PROVINSI LAMPUNG"

Posting Komentar