DESKRIPSI
Provinsi Papua Barat adalah sebuah Provinsi yang masuk ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Secara posisi Provinsi Papua Barat terletak di titik kordinat 135° 00' 00” - 140° 00' 00” Bujur Timur dan 1° 00’ 00" - 7° 00’ 00"Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Samudera Pasifik, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Teluk Cendrawasih dan Provinsi Papua, lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Laut Banda, sedangkan disebelah baratnya berbatasan dengan Provinsi Maluku Utara dan Kepulauan Maluku. Wilayah provinsi ini mencakup kawasan kepala burung pulau Papua dan kepulauan-kepulauan di sekelilingnya. Batas Papua Barat hampir sama dengan batas Afdeling ("bagian") West Nieuw-Guinea ("Guinea Baru Barat") pada masa Hindia Belanda.
Provinsi Papua Barat adalah sebuah Provinsi yang masuk ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Secara posisi Provinsi Papua Barat terletak di titik kordinat 135° 00' 00” - 140° 00' 00” Bujur Timur dan 1° 00’ 00" - 7° 00’ 00"Lintang Selatan, dimana pada sisi sebelah utara berbatasan dengan Samudera Pasifik, sedang pada sisi sebelah timur berbatasan dengan Teluk Cendrawasih dan Provinsi Papua, lalu pada sisi sebelah selatan berbatasan dengan Laut Banda, sedangkan disebelah baratnya berbatasan dengan Provinsi Maluku Utara dan Kepulauan Maluku. Wilayah provinsi ini mencakup kawasan kepala burung pulau Papua dan kepulauan-kepulauan di sekelilingnya. Batas Papua Barat hampir sama dengan batas Afdeling ("bagian") West Nieuw-Guinea ("Guinea Baru Barat") pada masa Hindia Belanda.
Provinsi Papua Barat sendiri wilayahnya terdiri dari 12 Kabupaten, 1 Kotamadya, 218 Kecamatan, 106 Kelurahan dan 1.742 Desa. Berdasarkan data statistik pada tahun 2020, jumlah penduduk Provinsi Papua Barat mencapai 1.134.068 jiwa. Luas wilayah Provinsi Papua Barat yaitu 102.955,15 km², sehingga tingkat sebaran penduduknya mencapai 10 jiwa/km². Provinsi ini mempunyai potensi yang luar biasa, baik itu pertanian, pertambangan, hasil hutan maupun pariwisata. Mutiara dan rumput laut dihasilkan di kabupaten Raja Ampat sedangkan satu-satunya industri tradisional tenun ikat yang disebut kain Timor dihasilkan di kabupaten Sorong Selatan. Sirup pala harum dapat diperoleh di kabupaten Fakfak serta beragam potensi lainnya. Selain itu wisata alam juga menjadi salah satu andalan Papua Barat, seperti Taman Nasional Teluk Cenderawasih yang berlokasi di Kabupaten Teluk Wondama.
Provinsi Papua Barat terbagi kedalam 12 Kabupaten dan 1 Kota, yaitu:
- Kabupaten Fakfak
- Kabupaten Kaimana
- Kabupaten Manokwari
- Kabupaten Manokwari Selatan
- Kabupaten Maybrat
- Kabupaten Pegunungan Arfak
- Kabupaten Raja Ampat
- Kabupaten Sorong
- Kabupaten Sorong Selatan
- Kabupaten Tambrauw
- Kabupaten Teluk Bintuni
- Kabupaten Teluk Wondama
- Kota Sorong
Kesenian dan kebudayaan yang ada di Provinsi Papua Barat cukup beragam. Penduduk provinsi Papua Barat terdiri dari bermacam-macam suku bangsa, jumlah penduduk dari suku asli Papua sebanyak 51%, termasuk suku Arfak, Biak, Yapen dan suku lainnya asal Papua Barat. Sementara itu pertambahan penduduk yang berasal dari luar didominasi oleh suku Jawa, Maluku, Bugis, Makassar dan dari daerah lainnya, dimana suku Jawa merupakan yang terbanyak. Salah suku yang dikenal dari Papua Barat adalah suku Arfak. Orang Arfak dikenal sebagai suku yang bangga dengan Identitas Kesukuan. Bila orang Arfak keluar dari daerahnya, mereka tidak segan mengaku sebagai bagian dari suku besar Suku Arfak. Dari segi bahasa, Suku Arfak yang memiliki empat sub anak suku memiliki bahasa yang berbeda, kecuali Suku Hatam dan Moilei masih memiliki kemiripan penggunaan tata bahasa.
SEJARAH PROVINSI PAPUA BARAT
Istilah 'Papua' pertama muncul pada kamus Malay yang dibuat oleh William Marsden pada tahun 1812. Dalam pengarsipan yang dimiliki oleh Portugal dan Spanyol, istilah 'Papua' merujuk ke para penghuni Kepulauan Raja Ampat dan wilayah pesisir sepanjang Semenanjung Kepala Burung. Pada abad ke-13, seorang pelancong bernama Chau Yu Kua menyebut sebuah daerah bernama Tung-ki, istilah Cina untuk Janggi yang kemungkinan dapat merujuk ke Nugini, atau sebagian wilayah Maluku atau bahkan Afrika. Di era Kerajaan Majapahit (1293-1520), Kitab Nagarakretagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca menyebut wilayah Nugini Barat sekitar Semenanjung Onin dan pulau-pulau di sekitarnya.
Setidaknya sejak abad ke-15, pedagang muslim dari Asia Tenggara mengadakan perdagangan dengan Papua. Para pedagang muslim, yang berasal dari berbagai Kesultanan di wilayah Maluku, membentuk hubungan dagang eksklusif dengan para penghuni Papua Barat hingga pada abad ke-17. Pada tanggal 13 Juni 1545, Ortiz de Retez, seorang pengelana Spanyol, meninggalkan Tidore dan berlayar menuju pesisir utara dari pulau Nugini, dan kemudian ia menelusuri hilir Sungai Mamberamo. Ia mendeklarasikan wilayah tersebut sebagai milik Raja Spanyol. Ia memberi nama Nueva Guinea (Nugini Baru) karena kemiripan penghuni wilayah tersebut terhadap para penghuni pesisir Guinea di Afrika Barat.
Di masa Kebangkitan Nasional Indonesia, beberapa sosok nasionalis Indonesia yang sebagian besar merupakan tokoh pemberotakan komunis pada tahun 1926 ditahan di wilayah Boven-Digoel. Hal ini menjadi cikal bakal terbentuknya gerakan nasionalis Indonesia di wilayah Nugini Barat. Setelah proklamasi kemerdekaan dari Belanda pada tahun 1945, Republik Indonesia mengklaim semua wilayah Belanda yang sebelumnya merupakan bagian dari Hindia Belanda, termasuk wilayah Nugini Barat. Sosok nasionalis seperti Silas Papare membentuk PKII pada tahun 1945 di Serui sebagai bagian dari persiapan perang revolusi melawan Belanda. Untuk menghadang rencana ini, Belanda membentuk Dewan Papua.
Provinsi Papua Barat dibentuk melalui proses pemekaran dari Provinsi Papua pada bulan Februari 2003, dengan penamaan awal Irian Jaya Barat yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 45 Tahun 1999. Pemekaran ini sejalan dengan tren pemecahan wilayah yang terjadi di seluruh Indonesia pada era Pasca-Suharto. Pada 18 April 2007, pengesahan PP No. 24 Tahun 2007 secara resmi mengubah nama Irian Jaya Barat menjadi Papua Barat. Papua Barat dan Papua merupakan provinsi yang memperoleh status otonomi khusus. Provinsi Papua Barat, meski telah menjadi provinsi tersendiri, tetap mendapat perlakuan khusus sebagaimana provinsi induknya
ARTI LOGO PROVINSI PAPUA BARAT
Berikut adalah makna/arti dari logo Provinsi Papua Barat :
- Bintang berwarna putih bermakna Ketuhanan Yang Maha Esa dan cita-cita serta harapan yang akan diwujudkan.
- Perisai dengan warna dasar biru bersudut lima bermakna bahwa Provinsi Papua Barat berasaskan Pancasila yang mampu melindungi seluruh rakyat.
- Leher dan Kepala Burung Kasuari menghadap ke kanan dalam bidang lingkaran hijau bermakna bahwa Provinsi Papua Barat secara geografis terletak di wilayah leher dan kepala burung pulau Papua, sekaligus memiliki filosofi ketangguhan, keberanian, kekuatan dan ketahanan dalam menghadapi tantangan pembangunan pada masa depan serta berkeyakinan bahwa dengan semangat persatuan dan kesatuan, kesinambungan pembangunan mewujudkan masa depan yang cerah.
- Menara Kilang dengan semburan api berwarna merah bermakna bahwa Papua Barat memiliki kekayaan bahan tambang yang melimpah.
- Pohon dan ikan bermakna bahwa Provinsi Papua Barat juga memiliki Sumber Daya Hutan dan Sumber Daya Laut yang berpotensi untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.
- Sepasang pelepah daun sagu, masing-masing pelepah bagian kanan terdiri 12 (duabelas) pasang anak daun sagu dan pelepah bagian kiri terdiri 10 (sepuluh) pasang anak daun yang diikat oleh dua angka sembilan bermotif ukiran karerin budaya papua, bermakna bahwa Provinsi Papua Barat dibentuk pada tanggal 12 Oktober 1999 sebagai Provinsi ke-2 di Tanah Papua dan ke-31 di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sagu merupakan makanan pokok masyarakat Provinsi Papua Barat yang melambangkan kesejahteraan dan Kemakmuran.
- Bidang hijau yang diapit 3 (tiga) bidang biru bermakna kesatuan teka dan perjuangan dari 3 (tiga) unsur, yaitu Pemerintah, Rakyat/Adat, dan Agama mewujudkan keberadaan Provinsi Papua Barat.
- Pita berwarna kuning bertuliskan “Cintaku Negeriku” berwarna hitam bermakna filosofis perjuangan seluruh komponen masyarakat untuk mempertahankan keberadaan Provinsi Papua Barat dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
DOWNLOAD LOGO PROVINSI PAPUA BARAT
Untuk mendownload logo Provinsi Papua Barat dengan format JPG/JPEG (Joint Photographic Experts Group), PNG (Portable Network Graphics) tanpa background atau CDR (CorelDraw) untuk yang bisa diedit, langsung saja klik link dibawah ini:
LINK DOWNLOAD
0 Response to "DOWNLOAD LOGO PROVINSI PAPUA BARAT"
Posting Komentar